Minggu, 10 Februari 2013

Ketika Otak Negatif

  Di sekolah gue banyak sekali manusia-manusia. Ya beruntunglah gue masih sekolah sama para manusia. Meski begitu manusia di sini sama seperti manusia di tempat lain. Hanya karakter dan wujudnya yang berbeda. Nahlho... Haha..

  Belakangan ini, gue memantau pria-pria dikelas gue. Dan mereka semakin liar. Gue gak bisa benar-benar mendiskripsikannya. Dari yang namanya transfer via bluetooth akan blue film, via flashdisk, dan mungkin selanjutnya via telepati.

  Gue benar-benar gak mau ambil risiko untuk melakukan hal seperti itu, paling banter gue via bluetooth. Lagu lho lagu, bukan yang kaya begituan. Di kelas gue ada tiga pakar masalah seperti itu, kita samarkan saja namanya X, XX, dan XXX. Ketiga pakar itu mempunyai sejarah dan wawasan yang luas soal begituan.

  Pertama X dia adalah seorang pria. Dia pakar tentang begituan, gue gak ngerti kenapa mungkin dia gembong begituan. gue hanya dapat cerita dari temen-temen gue aja. Kedua XX, dia pun adalah pria. Dia sedikit idiot apalagi kelakuannya. Ketiga XXX, dia pun masih pria, dia lebih idiot dan segala kelakuannya menjadi mengerikan bagi kaum hawa.

  Suatu ketika hujan membasahi sekolah gue, bel pulang telah beredering. Gue masih hinggap dibawah dinding-dinding bercat oranye dan beratapkan putih kelabu. Tepat di lantai satu, di lobi semua duduk. Sekitar empat sampai lima orangan. Gue, Aldi, Andhika, Fuad, XXX, dan Minggar.

  Disana bertabur laptop, bermain dan menonton yang orang bilang film hantu Indonesia. Kalau menurut gue sih itu bukan film hantu melainkan film yang berunsur lebih negatif. Gue enggak nonton film begituan, gue lagi asik mainin tab.

  Sampai akhirnya Fuad beraksi. Ia mengutak-atik laptop Andhika. Setelah beberapa menit suara jeritan gembira terdengar. "Hebat gak tuh gue? Bisakan!?" Dengan bangganya Fuad berucap.

  Fuad juga masih bisa terbilang pakar, tunggu, dia pakar ngehack dan semacamnya. Tapi kali ini yang di hack atau lebih tepatnya sebuah web yang berhasil ia buka merupakan website yang negatif. Dengan ambisiusnya si XXX minta tolong Fuad bantuin buka situs seperti itu di laptopnya.

  Gue dan Aldi serta Minggar hanya memperhatikan, setelah lepas dari 5 menit. XXX dan Fuad bersorak kembali dengan bangga. "Gue gitu, bisakan!" ujar Fuad.

  "Thanks Ad, langsung Download!!" Seru XXX.

  Tiba-tiba suasana hening, mereka sedang asik. Gue pun lagi asik dengar lagu bareng Aldi. Guru gue melewati tempat dimana gue dan temen-temen gue hinggap. Tak lama semua bersorak-sorak lagi setelah berhasil untuk ingin mendownload.

  Tak ternyata Guru gue itu masih berada di tempat dan menatap ke layar laptop Andhika dari belakang. Dengan sepontan Andhika menyeru. "Bukan saya pak, bukan. Dia (baca: XXX) tuh pak, dia!!!" Seru Andhika yang terkejut.

  XXX pun terkejut ia pun terdiam dengan melakukan penutupan pada browsernya. Padahal guru itu hanya melihat layar monitor Andhika yang lagi buka ms.word. Tapi, Andhika malah menuduh XXX yang bukan-bukan saking terkejutnya.

  XXX pun kesal, guru itu pun melakukan pengintaian terhadap laptop XXX. Ia membuka history pada browser laptop XXX. Guru itu pun tertawa dan bilang. "Kalau udah punya banyak bagi-bagi ya." ujarnya.
Semua tertawa. Tapi tetap saja XXX masih kesal dengan Andhika.

  Guru itu berbicara sebentar dan meninggalkan kami lalu XXX berucap. "Si Andhika bego banget, orang dia gak ngapa-ngapain, malah nuduh gue." Ujar XXX geram. "Lu kalau mau ngeganja atau berbuat kejahatan jangan sama dia (andhika) deh!" Ucapnya kepada gue dan lainnya.
  
  "Nanti Polisi baru datang langsung lu pada dituduh padahal belum ketahuan. Pokoknya jangan." sambung XXX.

  Andhika cengengesan dengan polosnya. Kami semua pun mengangkak. Andhika memang salah satu anak yang memeliki banyak kisah mengejutkan, seperti masuk ke tol menggunakan sepeda motor dengan bangga, jatuh dari motor, ke jakarta bawa tujuh ribuan, dan terakhir mau nabrak malah ia bilang "Ok-Ok".

  Sampai sekarang cerita ini masih sedikit hangat. Walau penyampaian gue kurang sehebat aslinya, tapi gue hanya memberi tahu sedikit pelajaran. Nonton begituan itu gak bikin lu hebat. Mending lu cari nafkah siap untuk menikahi seseorang. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu