Kamis, 22 Juli 2021

Postingan 1000

Sebenarnya tidak 1000 banget, karena ada beberapa yang mungkin sudah menjadi draft atau semacamnya, tapi tidak apa, mari kita rayakan ini dengan rasa syukur. Sebuah rasa yang aku rasa sangat-sangat penting untuk sekarang ini.

Dahulu kehidupan kita dengan orang lain terjarakan oleh dinding rumah, atau jalan yang jauh, bahkan berbeda pulau. Kehidupan kita hanya mencakupi tetangga-tetangga terdekat, dan yang kita lihat dari mereka hanya sedikit saja dalam hidup mereka.

Tapi sekarang, kita bisa melihat orang dari negara manapun, kita melihat seluruh cerita, benda, dan perasaan mereka dengan hal yang bernamakan sosial media. Sejak saat itu hidup berubah, dari yang kita sulit untuk mencari tahu orang lain, sulit tahu tentang cerita, benda, atau lainnya tentang orang lain, sekarang menjadi mudah.

Bahkan, sekarang orang berlomba-lomba mengumbar hal yang dimiliki, dengan dalih berbagi, atau mungkin ingin terkenal? Menjadi terkenal memang enak sekali, sama halnya memiliki banyak uang, dan jika mendapati keduanya, kenapa tidak? Cara dunia bekerja perlahan bergeser.

Sebelumnya, orang terkenal identik dengan artist yang tampil di televisi atau bioskop. Sesekali banyak orang mengenal pemain musik, olahragawan, dan pejabat. Sekarang, semua orang punya peluang untuk dikenal atau menjadi terkenal.

Saat dunia semakin bergeser, di sisi orang yang bersebrangan dengan orang yang terkenal, terkadang lebih sering meratapi kehidupan yang jauh sekali rasanya. Timbulah rasa iri dan benci, tapi tidak semuanya, ada juga orang-orang yang menikmati semua konten orang-orang terkenal, karena tak semuanya buruk, tentu saja, semuanya baik.

Semakin hari, rasanya semakin mudah sekali terpapar kehidupan orang lain. Dari situ, rasa syukur perlahan terkikis. Melihat orang lain, membuat hati perlahan ingin hidup seperti orang lain itu. Sehingga sulit sekali melihat apa yang dimiliki, apa yang telah dilakukan, dan banyak hal.

Menurutku, beruntunglah orang-orang yang tidak tertarik dengan sosial media. Hidup mereka mungkin lebih mindful.

Dari situ, aku meminta terus kepada Allah untuk diberikan rasa syukur yang sering terkikis. Mensyukuri semua yang pernah dilalui, pernah dimiliki, atau bahkan yang sedang dilalui, sedang dimiliki. Sangat tidak mudah memang, perlahan harus mengurangi paparan sosial media yang membuat hati dilema.

Untuk postingan 1000 ini, aku bersyukur sekali menikahi Fitri dengan segala keunikannya, cerianya, hal-hal tak terduga nan lucunya itu, serta pengingat ketat dalam setiap aktivitasku. Tidak hanya Fitri, keluarga Fitri pun menjadi sebuah rezekiku, dengan segala kebaikan mereka. 

Bersyukur pun akan kehadiran Kaisa. Kaisa yang membuat diriku dan Fitri mengalami percepatan dalam hal kesabaran dan kedewasaaan. Sesuatu periode yang sangat-sangat tidak mudah, hidup bukan lagi seutuhnya milik sendiri. Ada banyak hak Fitri dan Kaisa dalam hidupku sekarang, mungkin inilah kenapa orang barat tidak mau menikah bahkan mempunyai anak, karena sungguh sangat tidak mudah.

Bersyukur juga pada keadaan ekonomi yang tetap stabil di masa pandemi, memiliki orang-orang baik dan enak di kantor, pekerjaan yang membuat diri terus berkembang. Alhamdulillah.

Hal-hal tersebut yang sering kali ku luput akan syukur, banyak sekali terpaan diluar sana--sosial media--yang membuat hidupku tidaklah menarik, membosankan, bahkan selalu kurang.

Begitulah, perjalananku, terima kasih juga untuk semua teman-temanku selama ini. Postingan 1000 ini menjadi salah satu bukti aku pernah hidup di muka bumi ini. Ya walau tidak begitu signifikan, semoga Allah berikan kemampuanku dalam memberi dampak atau berguna yang lebih signifikan dan disaat itu aku mampu amanah.

Aamiin.