Minggu, 07 Februari 2021

Anak-Anak dan Bergerak

Dahulu saya sangat suka sekali bergelayutan pada mainan-mainan yang berada di taman. Ada yang bentuknya kubus, ada juga yang bentuknya seperti jaring laba-laba atau paling umum main di perosotan dan ayunan.

Semua itu menyenangkan, tapi rasanya ya biasa saja. Tidak begitu spesial, tidak seperti memiliki playstasion yang bisa bermain di rumah dengan banyak pilihan permainan.


Namun belakangan ini mainan-mainan untuk tempat panjat-panjatan atau perosotan dan semacamnya itu banyak sekali di perjual belikan untuk kebutuhan pribadi, bukan untuk di taman-taman.


Saya heran, itu kan nggak murah, terlebih tempatnya juga butuh tempat luas.


Hal yang saya dulu kira tidak spesial itu ternyata sekarang sangat spesial. Banyak sekali orang tua bermasalah dengan anak yang tidak bisa diam. Orang tua banyak berpikir—termasuk saya—kalau anak tidak bisa diam, maka anak itu tidak fokus.


Tapi anggapan itu salah, rupanya anak itu butuh banyak bergerak. Mereka punya jatah bergerak yang dibutuhkan agar bisa fokus. Lalu sekarang dengan jarangnya taman, atau kebutuhan anak semakin meningkat karena sering kali teralihkan oleh gawai membuat orang tua membeli peralatan yang dulu berada di taman-taman, sekarang berada di rumah mereka.


Untuk apa? Untuk memenuhi kebutuhan gerak sang anak.


Terlebih masa pandemi ini, anak jadi kesulitan main di luar, peralatan seperti ini—pikler, trampolin, papan titian, dll—menjadi solusi tepat bagi para orang tua untuk memenuhi kebutuhan gerak anak.


Fokus memang semakin sulit pada zaman distrupsi ini. Jangankan anak-anak, orang tua saja susah sekali untuk fokus. Tapi saya juga baru sadar, ternyata tidak anak-anak saja yang butuh gerak, orang seusia saya juga butuh gerak.


Sederhananya, kalau saya kurang bergerak, badan saya rasanya tidak enak sekali, duduk saja tidak betah, apalagi menjelang tidur, rasanya badan saya nggak nyaman.


Adanya pandemi membuat saya semakin jarang berolahraga, yang berarti juga jarang bergerak. Lalu saya tertawa sendiri.


Dahulu, perkara bergerak ini adalah hal yang biasa, seperti anak bermain di taman, bermain bersama teman-temannya, kejar-kejaran, petak umpet, petak jongkok, sekarang rasanya sungguh spesial. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan gerak ini.


Pun begitu orang tua. Zaman dahulu semua tidak instan, kalau ingin membeli barang tidak bisa cek e-commerce, semua ke pasar. Mereka bergerak disana. Mau cari bacaan, mereka pergi ke perpustakaan untuk meminjamnya. Serta banyak lagi kegiatan yang memaksa orang dahulu terbiasa bergerak.


Sekarang, bergerak untuk fokus saja susah, di tambah pas fokus banyak sekali distrupsi oleh sistem rekomendasi dari teknologi yang ada.

Ya, setiap zaman punya tantangannya masing-masing. Pun anak kita, di zamannya kelak, mereka punya tantangan yang kita tidak pernah tahu apa. Tapi yang perlu mereka tahu adalah prinsip dalam berkehidupan.