Selasa, 12 Februari 2019

Langit Senja Yang Cerah Kelabu

Hujan memberi belas kasih saat itu. Membiarkan ratusan atau mungkin jutaan orang keluar dari kantornya untuk berpulang ke peraduannya.

Hujan di kala itu tidak membekaskan pelangi seperti beberapa hari sebelumnya. Waktu itu beberapa orang teriak, kupikir apa, ternyata pelangi telah jatuh ke bumi. Memberikan imajinasi berjuta-juta kali, membiarkan cerita-cerita fiksi menghampiri.

Sementara itu beberapa hari sebelumnya, saat waktu memasuki masa senjanya, langit-langir berwarna oranye atau agak sedikit ke merahan. Orang-orang pun tak pelak memfoto setiap sudut langit-langit. Mereka bilang itu sungguh indah, sangat indah bahkan. Bagaimana tidak? Langit-langit yang biasa di hiasi biru atau hitam atau kuning terik siang hari, kini berwarna oranye kemerahan.

Tapi, hari ini, selepas hujan, rupanya awan-awan tidak ikut pergi. Ia tetap menggelapi langit-langit menjelang senja. Hari ini, aku tidak memikirkan apa-apa, aku pun ikut dengan beratusan orang atau mungkin jutaan orang untuk keluar dari keseharian rutinitas dan berburu pulang menuju peraduan.

Ku menengadah. Langit gelap benar-benar menyelimuti kota ini. Tapi, seperti senter yang ditembak ke sebuah sudut lalu ada tangan yang menghalangi beberapa cahayanya sehingga terlihat beberapa tempat saja yang bersinar. Sore itu seperti itu. Awan gelap yang menggumpal itu menghalangi beberapa cahaya matahari senja yang menyusup ke bumi. Lalu sebagian tempat lainnya terkena sinar matahari itu, namun, sore itu tidak oranye atau kemerahan, rupanya kuning kelabu.

Rasanya cerah, namun sendu.

Beberapa tempat terang dari sinar matahari yang menyusup, sementara tempat lainnya gelap seperti hanya hitungan detik bahwa hujan akan menimpa tempat itu. Rasanya agak aneh dan menakjubkan. Langit senja tidak seperti biasanya, tapi mungkin tidak sefavorit langit senja oranye kemerahan.

Tapi, biar kujadikan ini langit senja favoritku.

***

Mereka yang memilih berbeda mungkin akan terlihat sangat unik, tapi peduli setan dengan unik. Tidak perlu ada alasan untuk mencintai sesuatu. Errr... tentu saja harus ada. Semua harus kembali kepada Allah.

Dan langit senja cerah nan kelabu ini pun atas kehendak Allah, terima kasih ya Allah atas pemandangan yang indah ini. Tentu saja, terima kasih telah membiarkan aku pulang lebih cepat saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu