Kamis, 28 Februari 2019

Pulang dan Terbenam

Pada akhirnya berada di rindu-rindu yang sulit terucap. Sekali pun itu sudah tak kuasa lagi tertahan. Tapi, tidak tersampaikan.

Hujan tiba-tiba datang, kupikir bisa pulang cepat dan terbenam dalam rutinitas keseharian, rupanya ku mesti terjebak. Oleh rindu-rindu yang tiba-tiba begitu saja menyelimuti bayang-bayang.

Kembali memutar lagu-lagu sendu mendalam, waktu-waktu semua amat terlihat secara terang benderang, saat rindu-rindu adalah sebuah nyata dan keniscayaan, bukan bayangan atau angan-angan kesedihan.

Entah apa yang diinginkan, sore ini amat teramat dingin. Menyisakan tulisan-tulisan yang tidak menentu, tidak berbentuk, hanya serpihan-serpihan kisah atau pikiran.

Ingin rasanya menyapa atau sekadar tukar pikiran, tapi tidak ada yang bisa kusapa ataupun setelahnya. Semua masih terlihat amat sibuk, di ruangan begitu amat sepi, dan aku seperti orang tengah kesepian.

Tapi, rupanya suara langit-langit meramaikan telingaku, tiada henti suara gemuruh silih beganti. Hanya saja, aku masih membingung, rasanya sudah tidak ada energi lagi hari ini.

Aku, ingin pulang, dan terbenam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu