Selasa, 05 Februari 2019

Membangun Tim #1

Kemarin aku duduk, bukan diantara timku, tapi teman-temanku, atau tepatnya timku terdahulu sebelum aku terlempar jauh. Aku melihat mereka berdiskusi terkait apa yang akan mereka kerjakan, sebuah desain baru untuk aplikasi mereka.

Aku hanya terdiam, selain karena memang aku bukan bagian dari mereka--tim mereka--aku seperti merasa aneh, aneh karena aku bukan tim mereka lagi, dan aneh karena aku seperti sendirian. Maksudku sendirian, aku seperti kabur dari timku yang sekarang, walau sejatinya tidak, tapi aku seperti orang belum bisa move on bahwa aku sudah punya tim baru, yang mungkin bisa juga berdiskusi asyik seperti tim lamaku ini.

Rasanya memang aneh, aku belakangan ini seperti terpentok oleh kerjaanku, seperti bingung. Mungkin karena aku masih belum legowo untuk sepenuh percaya dengan tim baruku, aku masih kikuk bahkan walaupun aku orang paling berisik di ruangan aku tetap saja masih merasa ragu untuk berdiskusi.

Sore itu aku hanya memerhatikan betapa riuhnya diskusi, betapa ketatnya obrolan silih berganti. Aku belakangan ini seperti merasa kerja sendiri, padahal aku yang melarikan diri dari tim, mungkin aku harus benar-benar berpaling dari tim yang lama ini, bahwa aku memiliki dunia yang benar-benar baru dan berbeda, penilaian terhadap kerjaku bukan dari mereka tapi dari tim baruku, bisa jadi juga tim baruku membutuhkanku, aku harus segera kembali pulang.

*

Beberapa hari lalu, aku membayar hutang, dompetku terbuka temanku melihat isi dompetku dan berkata. "Ih fotonya lucu banget. Adiknya ya?"

Aku menggeleng. "Itu aku lho."

Lalu dia terdiam, kuyakin dia menyesal berkata seperti itu.

Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu