Rabu, 27 Februari 2019

Tiba-Tiba Bahagia

Pernah merasa tiba-tiba bahagia? Tapi sebenarnya tidak tahu kenapa kok ada perasaan bahagia? Padahal jika ditilik ke belakang atau kondisi saat itu, rasanya tidak ada hal apapun yang membuat kita bahagia.

Semua terasa biasa saja, berjalan seperti pada biasanya seperti hari-hari sebelumnya. Tapi, kenapa tiba-tiba merasa bahagia ya? Aku iseng cari-cari di google, ini saking penasarannya, eh keluarnya soal gangguan jiwa yang biasa disebut bipolar.

Aku mengernyitkan dahiku, ah sepertinya perkara ini tidak seekstrim itu. Jika bicara bipolar ku teringat tulisan Hannan tentang bipolar, dan jika ku coba hubungkan, ah tidak, ini tidak seperti itu. Tapi rasa ini tidak hanya sekali, mungkin beberapa kali, mungkin kalian juga pernah?

Tiba-tiba bahagia tanpa sebab, tiba-tiba sedih tanpa sebab, tiba-tiba merasa senang, tiba-tiba kok rasanya hati tuh nggak enak. Sebagai orang yang suka mendahulukan insting daripada logika akan keadaan-keadaan, aku biasanya lebih menebak-nebak.

Ada apa ini? Apa ada yang tengah terjadi tapi aku tak tahu, apa ada kesedihan atau kebahagiaan yang akan menanti sebentar lagi? Karena terbiasa membawa insting, jadinya selalu bersiaga, terutama kalau perasaan lagi tidak enak-enaknya.

Sore itu, perasaan bahagia menyelimutiku, saat itu aku iseng berlaga selebrasi seperti Cristiano Ronaldo, entahlah, rasanya ingin saja. Aku hanya tidak sabar untuk futsal sore itu. Sampai aku teriak-teriak di kantor saat berlaga seperti Cristiano Ronaldo.

Aku masih tidak tahu apa yang membuatku bahagia, bahkan sampai menulis ini, apa benar bahagianya karena bermain futsal?

Tapi, pertandingan futsal hari ini adalah pertandingan terbaikku dari sekian minggu bermain futsal dengan anak-anak kantor, bahkan pernah aku begitu mandul. Hari ini, aku hampir mencetak semua gol timku dengan berbagai keadaan, dari yang keren sampai tidak disengaja, hehe.

Menyenangkannya lagi, aku banyak solo run dan ngolongin--nutmeg--beberapa orang. Lalu umpan tarik gol, lalu menendang bola dan gol, lalu mencongkel bola dan gol. Permainan tim pun sangat bagus sekali, passing-passing pendek lalu berlari kemudian passsing lagi.

Selain bermain menyerang, dalam bertahan permainan kita sangat rapih. Menutup operan-operan silang dan pergerakan, beberapa kali counter attack yang menyisakan kiper doang di sisi lawan. Ah, menyenangkan sekali futsal sore ini.

Aku benar-benar merasa puas, sore ini. Alhamdulillah. Terus jadi pertanyaanku sendiri, apa ini perasaan bahagia yang diluapkan lebih dahulu? Yang dirasa lebih dahulu? Apakah ini jawaban dari kebahagiaan itu?

Ah aku tak benar-benar tahu, tapi tentu saja Allah Maha Pengasih sekaligus Penyayang. Mungkin ini hiburan dari-Nya, atas hal-hal yang sangat luar biasa belakangan ini.

***

Hari ini, ka Amri cerita soal memaknai kegagalan untuk menjadikan sudut pandang agar mudah move on. Rasanya baru kemarin aku nulis soal memaknai hidup, eh dibahas. Ah, mudah sekali aku senang, pembahasan yang menyenangkan.

Lalu bahas juga soal ekspetasi, rupanya, diri ini bukan takut bermimpi, bukan tak punya mimpi, tapi sepertinya aku lebih takut gagal dan kemudian diam tak berekspetasi dalama kehidupan ini, diam tak bermimpi dalam kehidupan ini.

Ini knowledge sharing pertama timku, kita sudah buat jadwal sharing-sharing, walau baru dua orang yang ngisi hihi. Aku tak tahu harus sharing apa, aku cukup senang dengan perkembangan tim ini.

Hampir tiap hari tidak ada selang waktu beberapa menit pasti selalu ada saja yang bisa diobrolkan, dari diskonan yang membuat diriku menjadi sangat boros, atau soal perjodohan di ruangan karena masih banyak jomblo disini, atau soal kerjaan yang tidak ada habis-habisnya, atau apapun yang bisa kita obrolkan.

Walau, aku masih menunjukkan sikap bocahku. Dan itu membuatku berpikir, apa aku tidak bisa diam dan terlihat lebih cool gitu? Lebih berwibawa gitu deh. Lalu Mbak Dian menolah. "Jadi diri sendiri aja, biar yang cool dan diam tugasnya Bambolz."

Lalu Mbak Dian melanjutkan. "Tapi, kalau ada Hilmy dua disini, mungkin orang-orang--introvert--pada capek juga."

Aku tertawa. "Mbak, jangankan mbak, saya pun juga capek mbak."

Semoga berisikku tidak mengganggu mereka-mereka yang pada pendiem menggemaskan ini. Kalau soal yang tidak suka ruangan sepi itu jadi ingat Zaki, dia baru keluar awal bulan ini, hiks, orang ekspresif itu memang seru ya, apalagi pede, dulu aku tidak pede tapi pas tahu Zaki lebih ekspresif dan menjadi dirinya sendiri, aku seperti melihat keniscayaan untuk menjadi Hilmy 'bocah' lagi.

Jadi, Zaki itu pernah tiba-tiba ngomong apa gitu, padahal semua lagi sibuk kerja. Dia bilang, "Biar ada obrolan aja." aku terkejut saat itu dan merasa ada temannya.

Satu hal yang membuatku tetap masuk ke kantor walau semalas-malasnya diriku adalah, aku bisa ngobrol dengan orang, bisa membicarakan dari a hingga z, dari tidak penting sampai sangat-sangat-sangat tidak penting.

Dan awal perpindahkan dari tim lama ke tim baru adalah takut akan perubahan suasana, aku takut jika tim atau tempat baruku sangat senyap dan aku tercekik sesak napas tidak bisa ngobrol. Tapi, rupanya, itu fungsiku. Walau aku tidak tahu, lebih banyak positif atau negatifnya.

Aku menikmatinya, dan semoga semua menjadi lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu