Senin, 18 Februari 2019

Makna Sebuah Jarak

Aku memandang, punggungnya.

Melihatnya bersikap, bersenda gurau, bercerita dari kejauhan. Bukan, bukan aku membencinya, bukan pula melupakannya. Aku hanya ingin, berjarak.

Mungkin, terlalu banyak hal yang kita ceritakan, banyak juga yang kita tertawakan, atau mungkin masih ingat akan apa yang kita keluhkan? Ah, senang jika kita berhasil melewati keluhan itu. Tapi semua itu terlalu, benar-benar terlalu sering kita bersinggungan, dan seolah kita tidak, berjarak. Hingga lupa kita itu siapa, kita itu apa.

Melewati. Saat itu kamu melewatiku, atau aku melewatimu, namun tak ada kata diantara kita.

Tidak seperti dulu kala, apa saja kita berupaya, agar selalu ada cerita yang bisa kita diskusikan. Agar selalu ada alasan untuk saling bertukar sapa. Atau sekadar tukar simpul senyuman.

Hujan demi hujan kita lalui, dengan adanya jarak.

Hingga akhirnya benar-benar lupa, apa rasanya berbincang denganmu, walau sedikit saja. Hingga akhirnya lupa, bagaimana tertawa denganmu, apa yang bisa membuatmu tertawa atau membuatku tertawa? Kita pun mulai lupa untuk sekadar melempar simpul senyuman, atau sapaan, atau setidaknya melihat saat berpapasan.

Jarak itu, semakin menjauh.

Mengundang makna.

Di hujan terakhir, aku akhirnya paham apa arti jarak ini. Rindu, kata orang itu adalah rindu yang amat-amat berat. Jarak ini rupanya memberi ruang untuk merindu, dari ada menjadi tiada, dari bersama menjadi seolah tak saling mengenal.

Tapi tak apa, agar kita tidak mulai bosan, agar kita tidak mencari cerita lain. Biarkan jarak itu terus terjadi, cerita-cerita dari kejauhan yang terdengar itu sudah cukup mengobati.

Entah kapan, rindu ini akan kita terobati sebagaimana mestinya. Entah di hujan ke berapa lagi harus kita tunggu.

Tapi, biarkan... Ku berdialog dengan hujan, tentang jarak dan rindu.

***

Terinspirasi dengan tweet-nya mbah Sudjiwo Tedjo tentang politik namun puitis. Tentang kalong yang hinggap di pohon membalikan badan untuk memberikan jarak pada permukaan ibu pertiwi. Tentang sengaja membuat jarak, untuk merasakan rindu.

Sekian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu