Hari ini rasanya ingin sekali membenci diri sendiri.
Kenapa sih diri ini gampang terbawa emosi? Kenapa sih diri ini selalu ingin dingertiin orang lain? Kenapa sih diri ini ceroboh dan berujung menyesal? Kenapa sih diri nggak pernah belajar? Kenapa sih diri ini dan kenapa?
Ternyata berat untuk memaafkan diri sendiri, ternyata berat untuk berterima kasih kepada diri sendiri. Seolah menyalahkan diri sendiri adalah keadilan dari semua permasalahan. Apa sebenarnya menyalahkan diri sendiri adalah sebuah bentuk pelarian karena tidak bisa atau tidak mau menyelesaikan sebuah permasalahan dengan seobyektif mungkin?
Kenapa sih suka menyalahkan diri sendiri? Tahu apa hasilnya? Pesimis tak kunjung henti, dan menyerah seolah jalan yang paling terbaik.
Kenapa sih susah sekali untuk berterima kasih dengan apa yang telah terlewati? Apa yang diperjuangkan?
Pertanyaan lain, apa bisa diri ini yang begitu terupuruk dengan sinisan diri sendiri bangkit dengan diri sendiri? Rasa pesimis itu sudah seperti lumpur hidup yang terus melahap dari waktu ke waktu. Aku pikir itu hampir mustahil.
Seseorang, adakah tangan kalian mengulurkan di sana? Menarik aku dari jeratan ini, membawaku ke sebuah taman indah dan menjadikan aku sang raja? Anggap aku ada, anggap aku bisa.
Selasa, 30 Juli 2019
Jumat, 26 Juli 2019
Ketidaknyataan
Dibanding kata-kata "Kenyataan itu mengerikan." Aku lebih suka, "Ketidaknyataan itu sangat mengerikan."
Kita terjebak oleh angan-angan, pengharapan, ketakutan, kekhawatiran, dan banyak sekali yang keluar dari pikiran-pikiran di kepala yang belum menjadi kenyataan. Atau mungkin itu sebuah ketidaknyataan abadi yang menyusup di kepalamu hingga ke akar otakmu.
Kita terjebak oleh angan-angan, pengharapan, ketakutan, kekhawatiran, dan banyak sekali yang keluar dari pikiran-pikiran di kepala yang belum menjadi kenyataan. Atau mungkin itu sebuah ketidaknyataan abadi yang menyusup di kepalamu hingga ke akar otakmu.
Keadaan
Apakah mencintai bisa dikatakan sebuah bentuk keadaan? Keadaan sedang mencintai yang kemudian pudar dan terbit keadaan membenci? Apakah mencintai itu sekadar fase begitu pula membenci? Apakah semua itu hanya sebuah keadaan?
Aku dan Tanpa Masa Depan
Aku dan Tanpa Masa Depan
Bagaimana orang-orang yakin masa depan itu ada? Masa depan itu indah? Bagaimana orang-orang bisa yakin dengan itu? Sementara sekarang mereka berleha-leha, mengeluh tiada henti. Bagaimana mereka masih yakin masa depan seperti apa yang mereka inginkan?
Biar ku tebak, mereka akan kecewa akan pikirannya itu. Sebagaimana aku kecewa dengan pikiranku.
Bagaimana orang-orang yakin masa depan itu ada? Masa depan itu indah? Bagaimana orang-orang bisa yakin dengan itu? Sementara sekarang mereka berleha-leha, mengeluh tiada henti. Bagaimana mereka masih yakin masa depan seperti apa yang mereka inginkan?
Biar ku tebak, mereka akan kecewa akan pikirannya itu. Sebagaimana aku kecewa dengan pikiranku.
Kamis, 25 Juli 2019
Membenci
Jika mencintai tanpa alasan saja adalah suatu yang hebat.
Kenapa tidak bisa membenci tanpa alasan?
Nikmat
Kenapa aku harus peduli dengan orang lain? Kenapa aku harus mencintai orang lain? Kenapa aku harus baik dengan orang?
Jika membenci saja sudah nikmat.
Kamuflase
Yang tertawa tidaklah bahagia
Yang bersedih tidaklah menderita
Yang merindu ialah yang tersiksa
Yang bersedih tidaklah menderita
Yang merindu ialah yang tersiksa
Berpulang
Tidak selamanya pulang itu menyenangkan. Bagaimana jika dirimu pulang ke kehampaan? Tidak ada siapa-siapa di sana. Gelap, sunyi, menjijikan untuk dirasa. Apakah kamu tetap yakin akan pulang?
Tapi, pada akhirnya semua akan berpulang ya. Malangnya.
Tapi, pada akhirnya semua akan berpulang ya. Malangnya.
Berpikir
Aku berpikir, apakah aku akan menghabiskan kebanyakan waktuku itu untuk bekerja? Seberapa penting kerja itu?
Ah, aku terlalu banyak berpikir. Waktu pun terenggut oleh itu.
Ah, aku terlalu banyak berpikir. Waktu pun terenggut oleh itu.
Muak
Apa muak itu adalah sebuah fase kejenuhan? Apakah muak itu sebuah hal kewajaran? Atau muak itu adalah sebuah kehampaan dirasa dan kebencian membumbung? Atau muak itu sebenarnya emosi yang rusak?
Aku masih tidak tahu, dimana baiknya muak itu berada. Tapi, aku tahu rasanya muak itu.
Aku masih tidak tahu, dimana baiknya muak itu berada. Tapi, aku tahu rasanya muak itu.
Tersenyum
Mereka semua takut, tidak melihat ke arahku. Mereka bilang aku adalah sang monster itu. Aku tidak mengerti. Setiap aku tersenyum, mereka bilang untuk lebih baik diam. Hei, apakah ada monster yang tersenyum?
Enyahlah mereka.
Enyahlah mereka.
Kebebasan
"Aku bisa berteriak apa pun yang aku inginkan. Aku adalah kebebasan itu. Bukankah menyenangkan?"
"Tentu tidak, kamu terjebak oleh kebebasan."
"Enyahlah."
"Tentu tidak, kamu terjebak oleh kebebasan."
"Enyahlah."
Berlindung
Aku berdiri di depan jendela
Di luar, hujan
Aku bergegas mengambil payung
Merekahkannya dan mengangkatnya
Aku tersenyum dan bernapas lega
Tidak ada rintik menyentuh kepalaku
Tidak ada angin menerbangkanku
Karena aku telah berlindung
Di luar, hujan
Aku bergegas mengambil payung
Merekahkannya dan mengangkatnya
Aku tersenyum dan bernapas lega
Tidak ada rintik menyentuh kepalaku
Tidak ada angin menerbangkanku
Karena aku telah berlindung
Selasa, 23 Juli 2019
Menuju Bulan dan Membangun Mimpi
Sepasang yang saling melengkapi dengan riuh dan diamnya. Keuletan dan kesabaran yang saling mengokohkan. Keyakinan yang mantab dan dukungan yang menggelegar. Kamu dan Dia seperti akan terbang menuju bulan dan membangun mimpi indahnya disana.
Minggu, 21 Juli 2019
Mencoba
Setelah banyak berbincang, lalu bertanya-tanya. Iya-ya, kenapa nggak coba ini itu? Ya, coba-coba aja.
Kenapa harus ada takut?
Kenapa harus ada takut?
Tidak Semuanya
Tidak semuanya harus diingat, tidak semuanya harus dilupakan.
Habis nonton Black Mirror season 1 episode 3.
Selain masalah teknologi, aku jadi semakin setuju dengan kata-kata "Sebaik - baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah"
Habis nonton Black Mirror season 1 episode 3.
Selain masalah teknologi, aku jadi semakin setuju dengan kata-kata "Sebaik - baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah"
Jumat, 19 Juli 2019
Orang Tidak Terlihat
Orang paling terlihat ialah orang paling tidak terlihat
Mereka pikir mereka tahu apa yang orang itu rasakan
Sesungguhnya mereka tidak benar-benar tahu
Orang paling terlihat itu ialah orang yang paling tidak terlihat
Mereka pikir mereka tahu apa yang orang itu rasakan
Sesungguhnya mereka tidak benar-benar tahu
Orang paling terlihat itu ialah orang yang paling tidak terlihat
Hari yang Mendung
Hari ini mendung seharian
Sedari pagi hingga kini ku amati
Dan rasanya aku tiba sedih
Begitu saja
Sedari pagi hingga kini ku amati
Dan rasanya aku tiba sedih
Begitu saja
Kamis, 04 Juli 2019
Bicara Karakteristik Manusia
Memang ya, bicara karakteristik atau sifat manusia itu tidak ada habisnya. Selain tidak ada habisnya, tidak akan pernah sempurna. Tidak akan ada yang sesuai untuk semuanya.
Ada satu sifat baik untuk orang tipe A, tapi tidak untuk orang tipe B.
Baik buruk yang relatif. Apakah setiap orang bertindak tidak memiliki alasan atau tujuan yang diperjuangkan? Apakah setiap tindakan akan selalu menyenangkan orang dan tidak merugikan orang lain? Apakah orang yang memperjuangkan suatu hal dengan tindakannya dengan merugikan kita itu bernilai buruk? Sementara apa yang dia perjuangkan ternyata nilai yang sangat baik?
Ada satu sifat, yang buruk untuk orang tipe A, tapi tidak untuk orang tipe B.
Apakah semua selalu perihal sudut pandang masing-masing? Apakah semua tentang latar belakang setiap orang?
Kita harus bersyukur, sangat bersyukur. Kebingungan-kebingungan itu nyatanya telah Allah jawab dengan memberi contoh manusia terbaik yang pernah ada melalui Rasulullah. Allah berikan yang terbaik kepada beliau untuk mengajarkan kita umat manusia dalam bertindak, baik dari aqidah, ahlak, dan banyak lainnya.
Serta Allah turunkan Alquran melalui beliau untuk memberi petunjuk, apa yang dimaksud benar dan apa yang dimaksud buruk. Sebuah sudut pandang yang sulit ditetapkan oleh manusia, mahluk tak berdaya.
Bagaimana ahlak mulia yang Rasulullah ajarkan memberikan sebuah kunci. Ikutilah beliau maka kebenaran sesungguhnya sedang kita genggam. Betapa banyak yang Rasulullah berikan teladan dalam berkehidupan, namun kita--aku--enggan untuk mengenalnya.
Sibuk, terlalu sibuk akan pembenaran setiap tindakan akan karakteristik diri ini sendiri. Padahal sejatinya ikutilah contoh terbaik yang Allah sengaja hadirkan di tengah umat manusia agar diri ini tidak lalai, agar diri ini tidak terjebak oleh baik buruk yang relatif.
Maafkan, hamba-Mu ya Allah, yang sedang lelah dan berharap selalu pertolongan-Mu yang Kuasa. Semoga diri ini semakin tersadar, akan apa yang harus dilakukan, akan apa yang harus diperjuangkan. Bukankah sudah banyak Engkau hadirkan kisah-kisah zaman terdahulu?
Semoga diri ini, mulai banyak belajar dari sumber mata air yang tidak ada habisnya, sebuah Kalam yang tidak ada tandingannya, yaitu Kalamullah--Alquran.
Ada satu sifat baik untuk orang tipe A, tapi tidak untuk orang tipe B.
Baik buruk yang relatif. Apakah setiap orang bertindak tidak memiliki alasan atau tujuan yang diperjuangkan? Apakah setiap tindakan akan selalu menyenangkan orang dan tidak merugikan orang lain? Apakah orang yang memperjuangkan suatu hal dengan tindakannya dengan merugikan kita itu bernilai buruk? Sementara apa yang dia perjuangkan ternyata nilai yang sangat baik?
Ada satu sifat, yang buruk untuk orang tipe A, tapi tidak untuk orang tipe B.
Apakah semua selalu perihal sudut pandang masing-masing? Apakah semua tentang latar belakang setiap orang?
Kita harus bersyukur, sangat bersyukur. Kebingungan-kebingungan itu nyatanya telah Allah jawab dengan memberi contoh manusia terbaik yang pernah ada melalui Rasulullah. Allah berikan yang terbaik kepada beliau untuk mengajarkan kita umat manusia dalam bertindak, baik dari aqidah, ahlak, dan banyak lainnya.
Serta Allah turunkan Alquran melalui beliau untuk memberi petunjuk, apa yang dimaksud benar dan apa yang dimaksud buruk. Sebuah sudut pandang yang sulit ditetapkan oleh manusia, mahluk tak berdaya.
Bagaimana ahlak mulia yang Rasulullah ajarkan memberikan sebuah kunci. Ikutilah beliau maka kebenaran sesungguhnya sedang kita genggam. Betapa banyak yang Rasulullah berikan teladan dalam berkehidupan, namun kita--aku--enggan untuk mengenalnya.
Sibuk, terlalu sibuk akan pembenaran setiap tindakan akan karakteristik diri ini sendiri. Padahal sejatinya ikutilah contoh terbaik yang Allah sengaja hadirkan di tengah umat manusia agar diri ini tidak lalai, agar diri ini tidak terjebak oleh baik buruk yang relatif.
Maafkan, hamba-Mu ya Allah, yang sedang lelah dan berharap selalu pertolongan-Mu yang Kuasa. Semoga diri ini semakin tersadar, akan apa yang harus dilakukan, akan apa yang harus diperjuangkan. Bukankah sudah banyak Engkau hadirkan kisah-kisah zaman terdahulu?
Semoga diri ini, mulai banyak belajar dari sumber mata air yang tidak ada habisnya, sebuah Kalam yang tidak ada tandingannya, yaitu Kalamullah--Alquran.
Selasa, 02 Juli 2019
Kita Menua
Kita menua
Berbagi kisah
Menghilangkan duka
Menghilangkan lara
Jangan biarkan kita
Terjebak oleh dunia
Terhilang oleh dosa
Terhanyut oleh cinta
Kita menua
Berbagi derita
Dan yakin semua kisah
Kan berakhir bahagia
Jangan biarkan
Kita terjebak
Oleh angan semata
Oleh nyanyian fana
***
Kita yang perlahan menua, menyisakan kerut di wajah. Tapi, jangan biarkan air mata, terus menurs membasuh kerut itu. Tegakan sedikit tubuhmu, dongakan sedikit kepalamu. Bukankah kita selalu diajarkan bahagia?
Kita yang perlahan menua, menyisakan cerita hebat yang seolah belaka. Saling berpegang tangan, jangan pernah lepas. Biarkan dunia jadi seperti apa. Tapi, tetaplah di sisi, memberi diriku sebuah arti. Menjadi cerita hebat yang terukir kembali dan kembali.
Berbagi kisah
Menghilangkan duka
Menghilangkan lara
Jangan biarkan kita
Terjebak oleh dunia
Terhilang oleh dosa
Terhanyut oleh cinta
Kita menua
Berbagi derita
Dan yakin semua kisah
Kan berakhir bahagia
Jangan biarkan
Kita terjebak
Oleh angan semata
Oleh nyanyian fana
***
Kita yang perlahan menua, menyisakan kerut di wajah. Tapi, jangan biarkan air mata, terus menurs membasuh kerut itu. Tegakan sedikit tubuhmu, dongakan sedikit kepalamu. Bukankah kita selalu diajarkan bahagia?
Kita yang perlahan menua, menyisakan cerita hebat yang seolah belaka. Saling berpegang tangan, jangan pernah lepas. Biarkan dunia jadi seperti apa. Tapi, tetaplah di sisi, memberi diriku sebuah arti. Menjadi cerita hebat yang terukir kembali dan kembali.
Senin, 01 Juli 2019
Tulisan Masa Depan
Dahulu aku punya sebuah kertas yang berisikan berbagai macam mimpiku, targetku.
Aku sadar tidak semuanya akan kucapai, tapi aku sadar, semuanya patut diperjuangkan.
Hey, lihat kawan, aku seorang pemimpi, dan aku pun berhasil mewujudkan beberapa dengan entah cara berliku yang tak pernah aku duga.
Menarik sekali memang, masa lalu.
Dan sekarang, aku hanya pernah menulis dua halaman, tentang suatu hal yang tidak ku sangka mungkin akan terjadi.
Sampai tiba waktunya, ku senang pernah menulis sesuatu untuk masa depan.
Apalagi, jika memang pada akhirnya tercapai.
Puji dan Syukur atas kehendak-Nya.
Aku sadar tidak semuanya akan kucapai, tapi aku sadar, semuanya patut diperjuangkan.
Hey, lihat kawan, aku seorang pemimpi, dan aku pun berhasil mewujudkan beberapa dengan entah cara berliku yang tak pernah aku duga.
Menarik sekali memang, masa lalu.
Dan sekarang, aku hanya pernah menulis dua halaman, tentang suatu hal yang tidak ku sangka mungkin akan terjadi.
Sampai tiba waktunya, ku senang pernah menulis sesuatu untuk masa depan.
Apalagi, jika memang pada akhirnya tercapai.
Puji dan Syukur atas kehendak-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)