Aku kira aku adalah orang yang mudah beradaptasi, mudah mengerti orang lain, mudah mentolerir orang lain.
Namun, lambat waktu bergulir, ternyata aku adalah anak bayi yang meraung-raung ketika ibu tidak ada untukku. Ketika ibu sibuk dengan ayah, ketika ibu sibuk dengan kakak atau lainnya. Aku merasa tercampakan, aku merasa tidak disayang.
Sampai aku di sebuah titik. Apa bisa aku hidup bersama dengan orang lain? Digantungkan oleh orang lain? Sementara kepalaku saja mentok pada kesedihan akan kasih sayang yang terbagi.
Aku seolah selalu ingin dimengerti tapi tak mau mengerti orang lain. Pun aku berpikir, sepertinya hidup sendiri, tidak merepotkan orang lain, mengganggu orang lain, mengharapkan kasih sayang orang lain adalah tindak laku yang sesuai dengan permasalahanku.
Aku ternyata tidak terlalu mengerti diriku, sendiri. waktu demi waktu, semua asumsiku runtuh. Begitu pun perasaanku. Akankah aku melangkah lebih jauh, lagi? Atau akhirnya menyerah dengan segala kondisi, lagi?
Aku tak tahu. Apakah aku hanya akan menjadi sumber masalah orang yang kusayangi? Hanya akan menjadi beban orang yang menyayangiku? Atau, aku menjadi kekuatan bagi mereka?
Aku tak tahu.
Dan rasanya, lelah untuk mencari tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu