Kamu tahu rasa takut?
Seperti berjalan dengan mata tertutup.
Kamu hanya
membayangkan ketakutan itu.
Sehingga memaksamu membuka mata kembali.
Saat kamu berjalan dengan kedua mata tertutup.
Kamu hanya membayangkan ketakutan itu
Tak peduli hal yang ingin kamu capai.
Sejatinya kamu tak melihat ketakutan itu.
Sama sekali tidak.
Namun, kamu memaksa dirimu untuk melihatnya.
Jadi, apakah ketakutan itu terletak dalam pikiran semata?
Entah.
Apakah
kamu takut melangkah ketika mata terpejam?
Apa yang kamu takuti?
Terjatuh? Menabrak?
Oh, sungguh mustahil melangkah tanpa pengelihatan
dan alat bantu, bukan?
Seperti menyelam ke sumur beribu kilometer dalamnya.
Gelap. Sangat gelap.
Dan saat itu. Kita takut.
Takut akan apapun yang
terjadi.
Semula hanyalah sebuah gagasan dari otak--akan ketakutan itu.
Lalu kamu terjebak.
Dari diri itu sendirilah ketakutan untuk melangkah menyebar dalam akal serta pikiran.
Saat itu pula kamu menjadi seorang yang selalu gagal.
Karena di kepalamu hanya tergagas akan hal itu.
Gagal dan gagal.
Lantas apa? Aku tak tahu, itu urusanmu dengan isi kepalamu.
Bedebah.
Aku akan remas otak ini menjadi asupan gizi.
Lalu kupikir rasa takut itu telah hancur bersama kepingannya.
Ya, kupikir tindakan itu lebih baik dibanding menjual dirimu sendiri, Nak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu