Agustus sudah berakhir, ditemui dengan tengkar yang cukup besar, tak ada ucapan dari saudara yang biasanya kita bilang Hiroshima dan Nagasaki, ah sudahlah, apa yang diharapkan dengan begituan? Terpenting semoga tengkar itu surut, dan menjadi tandus.
September, kuingat betul, Ali berulang tahun bulan ini, sahabatku dari kecil, rumah kita dekat, umur kita tak jauh beda, tanpa sadar aku punya temen sedari kecil ingusan hingga kini, wah, seneng. Oh ya, September juga bulannya Septian. Septian juga sahabat smpku, kenalan diangkot, keturunan cina, kita bersahabat karena rumahnya saling dekat waktu SMP, sementara yang lainnya sangat jauh. Tapi, kita lebih dari itu.
Kemarin bilang, perjalanan 2018 itu masih panjang, tapi ini sudah mau menuju ujungnya. Kebahagiaan semu dan kesedihan semu juga sudah silih berganti berlalu, lalu apalagi yang ada di sisa 2018 ini?
Agustus juga jadi kejutan sendiri, temen kuliah sudah menikah, biasanya yang paling suka ngajakin main kini sudah sibuk sendiri-sendiri, begitu pun teman yang lainnya, tampaknya mereka juga sibuk sendiri-sendiri, tegur sapa pun jarang. Sepi, hening.
Apa kabar teman-teman yang tak sedikit pun terjamah oleh isi kepala? Teman smp, smk, kuliah? Adakah mereka yang kepikiran apa kabar teman-teman mereka yang tidak terjamah oleh pikiran mereka? Entahlah.
Suatu waktu aku pernah berjalan di malam hari, menatap bulan dan bertanya, apakah ada orang bulan yang berpikir sama bahwa ada sesosok mahluk yang sedang menatap planet lawannya dan bertanya? Apakah ada yang melihat? Lupakan... hehe
Bagaimana ya hari esok? Apakah ada kejutan yang menyenangkan, kalau kejutan diharapkan, lalu kejutan itu muncul, apa masih bisa dibilang kejutan? Kan kita sudah berharap, atau mengira, atau memikirkannya. Aturan tidak jadi kejutan dong ya?
Dari semenjak niat untuk menulis lagi, hingga sekarang aplikasinya minta lisensi dan nggak bisa digunain lagi, tak satu pun tertulis.
Jadi kemarin chattingan sama temen kuliah yang sudah lama tidak berjumpa, dia mau ke Jakarta weekend ini, katanya sekalian main, aku sih ayok aja. Terus tanya-tanya, gimana masih main dota nggak? Dia katanya masih main, terus aku ditanya balik, aku bilang enggak, terus dia nanya kalau waktu kosong ngapain aja? Aku pun juga bingung sekarang, aku ngapain aja ya? Aku jawab, tidur. Yaa, kayaknya memang sekarang kerjaanku tidur, kemarin tidur dari jam 8 sampai dibangunin subuh. Haha
Agustus sudah berakhir, 23 tahun telah berlalu, terima kasih atas waktunya teman-teman, terima kasih memberikan pelajaran-pelajaran setiap detiknya, ada yang sampai bener-bener peduli sama orang cuek terkadang ini, ah jadi merasa bersalah. Maaf ya...
Lope lope yu all :v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu