Jumat, 14 September 2018

Menulis Dengan Kalian

Weeelcooommeee baaaackkk Calon Bapak Guru, Dikawow!!!

Setelah liat story WA-nya Dhieka aku senyum-senyum sendiri, yeay, akhirnya ngeblog lagi! Tinggal Septian nih yang belum bergema lagi.

Setelah dipikir-pikir ternyata kita ngeblog sudah lama ya, dan kita ngeblog kayaknya masing-masing, lu-lu ya gue-gue, kita sibuk sama cerita kita sendiri ya? Tapi, karena kita udah jarang ngobrol dimana pun itu, rasanya seneng baca cerita-cerita kalian, kayak lagi diceritain tanpa adanya batas ruang dan waktu.

Aku juga ingat dimana aku sama Dhieka sibuk sama edit-edit desain blog, dulu kita terobsesi sama Benakribo, tapi sejujurnya aku yang tidak suka baca ini, hanya seneng aja melihat kreatifitasnya. Tapi dunia perblog-an mulai padam sekarang.

Kalau Dhieka cukup terobsesi banget sama Benakribo, kalau aku mungkin dulu pengen banget bisa nulis blog kayak Raditya Dika, walau, sebenarnya aku tidak pandai ngelucu. Ya, tapi namanya juga gak ngerti, jadi sok-sokan aja ngelucu.

Mungkin aku harus menyedikitkan cerita tentang diri sendiri, rasanya ingin belajar menulis sesuatu hal yang penting, yang ada manfaat keilmuannya gitu, tapi tidak kaku atau baku. Hal ini terpikir karena melihat akun instagram Doniriw, yang tulisannya penuh analogi yang enteng tapi syarat makna, kayak setiap habis baca ketawa sendiri, ketawanya karena, oh iyaya, bisa juga diibaratkan begitu.

Mungkin cerpen juga bisa. Ah, sudah lama tidak berimajinasi, kebanyakan mikirin yang tidak penting. Kalau cerpen atau novel dulu suka nulis-nulis bareng Bebby, atau sama Hannan serta Sitah. Atau sama adik-adik di Aksara. Atau juga menulis kisah sepotong di twitter, terus sahut-sahutan sampai buat cerita sendiri dari dua pemikiran yang berbeda. Wah menyenangkan ya kalau menulis rame-rame tuh, ada yang review, ada yang komentar, dan jadi ada yang terpaksa baca punya orang lain (ini aku sih yang harus terpaksa-paksa kalau baca tuh).

Bicara membaca. Terkadang, ada yang tidak kuhabis pikir jika dipikir-pikir. Ternyata Septian suka baca, sangat suka baca, hampir semua buku Tere Liye telah dia baca, dan aku berbanding terbalik. hiks...

Aku juga masih ingat, Septian suka nulis, tapi dia lebih suka buat cerita bersambung di blog-nya tentang cinta-cinta gitu, hihi tampangnya serem tapi suka nulis cinta-cinta, terkadang lucu sendiri. Sampai akhirnya kita bisa masuk antologi ramadhan ya hehe

Well, senang melihat postingan dari Calon Bapak Guru Dhieka. Masih ditunggu ya bapak akuntansi kita, Septian. Hehe... Kapan kita bisa kumpul bertiga lagi ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu