Jumat, 04 April 2014

Menurutku Kebenaran

"Semua orang tahu yang benar, tapi tak semua orang memilihnya."

*

  Terkadang aku terus memikirkan kalimat itu. Bahkan melakukannya. Aku tahu apa yang benar, hanya saja terkadang aku takut tentang kebenaran itu. Apalagi saat kebenaran itu membuatku jauh dari rasa kebahagiaan--yang semu itu.

  Dan tak banyak orang pula yang terjebak dengan keadaan itu. Ya, aku bisa menjamin sebagian besar orang tahu apa yang benar dan tahu apa yang tidak benar. Tapi, apa? Aku tidak bisa menjamin orang suka dengan yang benar. Walau dia tahu apa yang terjadi ke depannya.

  Itulah manusia. Mereka tahu, tapi mencoba untuk tidak tahu. Mereka mengerti tapi mencoba untuk tidak mengerti. Terkadang mereka enggan peduli, dan hanya memenuhi kepuasaan diri. Tak pernah berpikir yang ia lakukan kebenaran atau kebaikan.

  Benar sudah pasti baik. Namun, tidak untuk baik sudah pasti benar. Kebaikan terkadang bersifat semu, mencoba berbaik hati pada diri sendiri dengan melakukan sesuatu yang tidak benar. Entahlah, mungkin seperti itu.

  Oh ya, itu hanya menurutku. Jangan ambil pusing dengan apa yang kupikirkan. Kalian bebas setuju atau tidak. Tapi, belakang ini, semua itulah yang menghantui pikiranku. Aku terus berpikir, aku tahu apa yang benar, tapi terkadang aku mengabaikannya. Malah aku melakukan apa yang membuatku senang.

  Pernah suatu saat badanku merasa kurang enak. Dan yang benar adalah aku harus istirahat. Tapi apa? Teman-temanku mengajak nonton ke bisokop, seolah-olah aku langsung sembuh dan ikut dengan mereka. Padahal besoknya aku pun harus ujian dan belum sama sekali belajar.

 Tidak hanya itu, hingga beberapa hari aku terserang meriang, terkadang tubuh sedikit meriang terkadang sembuhan. Nah, saat sembuhan itu aku berulah kembali. Waktu itu, aku tahu tenggorokkan meradang. Aku dengan tega minum es begitu saja di tengah siang bolong yang terik.

  Setelah itu, aku mendapati diriku pusing dan kembali meriang. Belum kapok, aku malah dengan tak berdosa pergi ke lapangan basket untuk main basket dengan kondisi yang benar-benar kacau. Apa yang aku lakukan? Aku tahu istirahat adalah yang benar, tapi hasratku memilih untuk melakukan itu semua. Kebaikan untuk memenuhi hasratku itu.

  Semua orang tahu kebenaran, tapi semua orang takut tersakiti dengan kebenaran itu. Maka dari itu, sebagian orang lebih memilih untuk tetap tidak mau tahu apa itu kebenaran. Dan melakukan apa yang mereka cari--kesenangan dan kebahagiaan semu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu