Kamis, 20 November 2014

Kucing-kucing Petualang

  Mereka tak senyaman kita, hidup di bawah atap, bercanda-gurau, berbicara, makan dan melakukan kesenangan sesuka hati. Mereka harus berlari, memburu pengisi perut, berkalana pada malam hari. Entah betapa hebatnya mereka.

  Ya, sebenarnya aku orang yang paling malas dengan hewan. Tapi, belakangan ini, para kucing-kucing itu mencoba menggangguku. Nongol dihadapanku dengan wajah yang memelas. Bahkan hingga ada seekor kucing hitam yang masuk ke kamar kosanku dan guling-guling di tikarku.

  Aku langsung panik dan berusaha mengusirnya, tapi beberapa detik setelah melihat seekor kucing itu seolah mendapatkan tempat yang nyaman untuk istirahat malamnya. Aku jadi sedikit kasihan, bagaimana jika itu adalah aku? Ya, itu memang sulit terjadi.

  Tapi, seolah dia mendapatkan sesuatu yang ia inginkan, beristirahat setelah berpetualan menelusuri kota untuk mencari pengganjal perutnya. Namun, berhubung aku kurang suka dengan hewan, pada akhirnya aku usir kucing malang itu.

  Bahkan, uniknya, entah kapan ia masuk. Ketika sore hari aku pulang dari kampus. Kucing itu tiba-tiba di dalam kamarku. Seandainya ia bisa diajak bicara dan bisa diatur semudah apa yang dibayangkan, mungkin aku rela saja membagi dua kasurku dengan kucing itu.

  Ya, itu memang sulit terjadi juga. Terkadang aku berpikir, ia akan merusak apa yang ada di kamar super duper berantakan ini. Pada akhirnya kucing itu tidur di karpet depan pintu salah satu penghuni kamar kosan di tempatku.

  Selain kucing hitam yang sering nongol dikosanku itu. Waktu aku sedang makan di tengah pekatnya malam, aku melihat seekor kucing kecil yang super lucunya. Aku sudah kehilangan akal saat itu, bahkan aku berpikir untuk merawatnya. Padahal jelas-jelas aku memahami, aku paling malas dengan namanya hewan.

  Tapi, kucing itu benar-benar lucu. Warnanya yang terlihat menenangkan, abu-abu serta putih, meongannya yang merdu nan cempreng, wajahnya yang mungil nan lucu, pokoknya saat itu aku kehilangan akal. Nyaris kubawa pulang dan kupelihara.

  Namun, semua itu tak terjadi. Mungkin suatu saat aku ingin melihara seekor kucing yang lucu. Sungguh betapa tangguhnya mereka--para kucing. Berpetualang setiap saat, mencari tempat beristirahat sertadan sesuap remahan untuk ia telan begitu saja.

  Tak sedikit orang bertingkah buruk padanya, kucing-kucing petualang itu harus aku beri apresiasi. Betapa lucunya mereka untuk berkeliaran di tengah gemerlap dan sendunya malam. Kupikir, aku harus segera punya anak dan memintanya untuk melihara kucing. Ya, aku tak mau ambil repot saja sih. Haha...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu