Setelah seminggu, akhirnya saya dan adik (ipar) saya (Kelas 5 SD) berhasil menyelesaikan bit.ly/GakSengajaGame proyek bersama kami. Sebuah game sederhana yang kami bangun untuk menyerukan ketidakadilan yang terjadi atas kasus bapak Novel Baswedan. Serta terinspirasi oleh mas Pinot yang membuat animasi stop-motion sederhana dengan anak-anaknya.
Selama seminggu saya mendapati experience yang berbeda dalam menyelesaikan game ini, terutama melihat seorang anak dalam berkarya.
Pada fase konsep, saya melihat antusias adik saya ini, sebagaimana behavior anak kecil yang suka bermain, membuat game adalah sebuah hal baru yang belum pernah terbayang.
Pada fase konsep ini, ternyata adik saya punya ide yang wah sekali jika didengar, dengan bahasanya yang udah terdengar seperti orang dewasa, adik saya menjelaskan konsepnya dari a sampai z.
Tapi, ketika ditanya, “Coba detail permainannya gimana?”
Adik saya kebingungan, akhirnya saya coba ajak adik saya untuk memulai dari yang sederhana karena saya merasa kita sama-sama pemula disini. Kita mulai dari bagaimana game ini bekerja, adik saya pun langsung mengerti karena dia sering melihat dan bermain game, jadi referensinya tidaklah sedikit.
Masuk ke fase pengerjaan, wah ini saya cukup kagum sama kemampuan logika adik saya dalam menyusun balok-balok scratch ini, berbekal kursus online satu kali dia sudah bisa membuat logika-logika dalam menggerakan sang musuh yang bisa kalian lihat sendiri.
Adik saya pun merasa puas dan senang sekali, dia pun meminta saya segera menggambar untuk segera digunakan pada game ini. Walau saat itu dia belum tahu bagaimana caranya memindahkan code dari sprite dummy ke sprite yang akan saya buat.
Rasa puas itu ternyata membuat dia sangat semangat, tapi sebagaimana perjalanan, ketika melihat masalah demi masalah dan bentuk game yang belum terlihat, dia mulai patah semangat. Beberapa kali males-malesan, sampai protes kepada saya, kalau kerjaan dia terlalu banyak dan kerjaan saya terlalu sedikit.
Saya pun menjelaskan, kalau saya udah berapa lama belajar mendesain jadi terlihat lebih singkat dalam mengerjakannya, pun saya menjelaskan jika ingin menjadi seorang ahli dan membuat semua yang dikerjakan menjadi mudah, itu butuh 10 ribu jam dalam melakukannya. Adik saya memasang wajah kecut senyum-senyum mendengarnya.
Saya juga menjelaskan kalau keadaan ini akan menguji durability kita dalam menghadapi rasa tidak nyaman, ketidakjelasan, dan menyelesaikan setiap permasalahan. Tidak lari begitu saja serta menyelesaikan apa yang telah dimulai.
Adik saya ternyata menerima itu, dan dia kembali berjuang, saya pun mencoba membantu sedikit permasalahan yang dia alami dalam pengerjaan programnya. Adik saya senang sekali ketika dia dibersamai dalam bekerjanya, kita pun sering tukar pikiran dalam memprogramnya.
Ternyata bertahan di masa itu benar-benar merubah situasi, adik saya semakin bersemangat sampai kalau ngerjain lupa makan dan tidur larut. Adik saya pun kembali merasa puas dan senang atas apa yang telah dilalui ini.
Walau banyak bug-bug menghampiri, daya juangnya ternyata sudah sangat baik sekarang. Dia terus memikirkannya sendiri, terkadang saya lempar case atau perintah untuk buat ini itu, dan dia benar-benar mengerjakannya.
Kolaborasi dengan anak kecil ternyata menyenangkan, experiment hal-hal sederhana yang membuat saya juga banyak berpikir, bukan berpikir sebagia pekerja yang mengerjakan game saja, tapi mempertahankan keadaan adik saya ini untuk terus antusias dan menyelesaikan apa yang telah kami buat ini.
Akhirnya game ini selesai terbuat, ya walau sederhana, tapi terpenting adalah game ini selesai dengan pengalaman yang antusias dan menyenangkan.
Kalian dapat menikmati game ini disini:
Setelah ini, saya dan adik saya pun ingin membuat game sederhana lagi dengan tema yang ada, harapannya sih bisa buat game yang mengedukasi para pemainnya. Ya, tapi semua itu bertahap, berhasil menyelesaikan apa yang telah dibuat menjadi milestone sendiri buat kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu