Senin, 27 Juli 2020

Berpikir

Menulis adalah berpikir, terlalu lama hanya menikmati konten-konten orang lain lantas perlahan membuat diri ini hanya menerima pikiran dan jarang berpikir.

Jika tidak memulai berpikir, perlahan malas akan banyak hal, karena berpikir akan merubah kehidupan kita. Semakin berpikir pun kita semakin sadar dan berhati-hati, karena banyak hal yang saling berkesinambungan. Pun dengan berpikir kita tahu mana yang penting dan layak untuk dikerjakan atau tidak.

Semua melalui proses berpikir, jika berpikir saja malas, membiasakan menerima konten yang memanjakan otak, kelak berpikir akan menjadi sesuatu hal yang tabu, dan rasanya tidak enak. Karena berpikir itu melelahkan, tapi hasil dari melelahkan itu pasti ada yang menyenangkan, tentu saja selama yang kita pikir itu yang baik-baik tujuannya.

Tidak hanya menulis, biasanya aku berpikir di tengah heningnya malam, perjalanan setapak demi setapak di sepanjang area kampus. Kepalaku serasa terbang entah kemana-mana, banyak sekali yang aku pikirkan saat itu.

Aku juga sering berpikir dalam keadaan di toilet, terutama saat buang air besar, disana aku merasakan fokus yang amat tinggi sama seperti hal-hal di atas sebelum ini. Berpikir membutuhkan fokus, dan fokus sekarang mudah sekali terdistrak oleh teknologi yang bernama internet.

Mudahnya distraksi membuat kita malas berpikir, karena kita mudah sekali berubah konteks akan itu. Menyenangkan bisa fokus untuk berpikir bukan?

Jadi bisa perlahan kita fokuskan diri ini dari hal yang penting dan minimalisir distraksi. Seperti sebelum ini aku uninstal instagram, walau akhirnya terpaksa instal lagi untuk live menggambar.

Ya, dengan berpikir kita tahu kapan semua itu harus digunakan dan tidak.

Selamat, jika anda telah berpikir keras hari ini. Itu sebuah kenikmatan yang mungkin sekarang jarang orang alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu