Minggu, 04 Maret 2012

Mangga Dua, Tiga, Empat, Lima, Ayo Dipilih !

  Sabtu yang cerah ini gue dengan sahabat gue yang bisa dipanggil Sugeng, (maaf itu namanya ayahnya, namanya Ronny) punya rencana yang berawal dari kerusakan beberapa perangkat laptop gue yang baru lhooo. Inget baru, maksudnya baru beli. Ini laptop temurun dari nyokap gue, tapi parahnya gue harus bayarin. Gue bayarin dengan seharaga ****** ya kurang lebih segitulah. Parahnya lagi banyak kerusakan. Awal gue benerin cuman keyboardnya doang ternyata baterai sama adapter gue pun rusak. Nah, ini yang membuat rencana untuk pergi ke mangga dua muncul, dan orang yang kurang beruntung gue ajak adalah Ronny.
  Gue sama Ronny sepulang ekskul basket pergi menuju kios bokapnya ronny yang merupakan sebuah tempat pembuatan kandang burung, gue pun menaruh harga diri gue (baca: motor smash buatan 2003 yang bersejarah yang sekali ketiup angin langsung jatuh) di tempat itu. Awalnya sih gue berniat naik kereta menuju ke mangga duanya, tapi si Ronny ingin sekali pantatnya yang tepos itu menderita dan menjerit-jerit minta di press biar lebih slim dan kami pun terpaksa naik motor menuju mangga dua.
  Perjalanan dimulai, gue juga pengen ngasih info jalan nih rute yang gue ambil sebenarnya sih gak bisa dibilang dekat karena ini sekalian jalan-jalan, dari rawa panjang gue pergi menuju kranji, habis itu Harapan Indah, lalu cakung, Igi, Pegangsaan dua, Kramat Jaya, Jaya, Tg.Priok, Ancol, dan terakhir Mangga dua. Gue pun tiba di ITC Mangga dua terdahulu untuk pergi menuju A**** Service Center-nya. Pantat gue udah kaya ikan teri lagi di asinin terus dijemur, sayangnya aja gue nggak berani jilat. Pokoknya slim abis. Gue jalan sambil pincang-pincang efek dari latihan basket yang begitu keras.
  Ok, gue dan Ronny pun berjalan menuju sebuah gedung yang disebut Dusit/Orion. Gue naik ekskalator, berasa kaya tebang nembus awan naik elang sumpah. Gue mulai bingung harus kemana lagi, gue berjalan kekanan dan belakang. Sampai akhirnya ketemu ekskalator turun, gue pun dan Ronny turun nggak lama dia bilang.
  "Kayanya pernah lewat sini deh?"
  Gue nggak ngerti ada apa di otaknya, tapi itu hal polos terfreak pada hari itu. Ok, gue pun naik lagi. Gue pun naik jembatan penyebrangan pas lihat jendela dan terlihat berbagai mobil melintas gue merasa kaya naik karpet aladin baru dilaundry, cuman bedanya ini bisa jalan-jalan. Gue mulai heran ketika melihat beberapa pakain terpampang di setiap kios. Masalahnya lagi itu pakaian wanita semua, gue mulai ragu. Kemana gue sekarang? Ronny nyulik gue, please siapa saja berikan Ronny minuman yang bisa ngembaliin otaknya.
  Gue ternyata masuk di ITC pusat grosir pakaian, gue dan Ronny bersiteguh untuk tidak menengok kebelakang dan menggalau ke masalalu *eh. Gue berjalan terus sampai akhirnya gue melihat Gedung Mangga Dua Mall yang gue pikir itu tempatnya, Gue berjalan kegudang satunya lagi. Dan menyebrang menuju gedung yang gue tuju, jadi disitu ada empat gedung dan dua jembatan. Gue tiba di tempat yang gue tuju.
  Gue optimis bahwa sekarang gue di lantai 4 sementara tujuan berada di lantai 4. Tapi Ronny mengelak, ia mengira ini lantai 5. Soalnya terdapat bacaan pada plang "Lantai 5 Food Court." Okeh Ronny memaksa gue turun, gue dan dia pun turun. Sampai dibawah terdapat bacaan yang sama. "Lantai 5 Food Court." Gue mulai berang awas aja pulang gue racunin lu ron. Gue terpaksa naik lagi, untung nggak ada yang ngeliat. Nanti disangka kaya orang nggak pernah naik elang kaya begitu.
  Gue berjalan ke A**** Service Center setelah di cek beh semuanya mahal. Gue bawa uang juga sedikit. Gue memutuskan untuk pergi ke Harco dengan lemasnya. Baterainya aja 810rb sementara module baterainya 285rb. Katanya sih yang rusak module masukin charge baterainya yang rusak. Gue sama Ronny ambil motor dan melancong ke harco.
  Setiba di harco gue bingung mau parkir dimana, pada suatu ruko gue dan Ronny berusaha memarkir motornya. Ada seorang bapak-bapak berjenggot bilang, "Tunggu dulu saya mau keluar." Kami pun terpaksa nunggunya keluar. Tidak lama satpam datang dan kami di usir, untung nggak di kejar-kejar kaya ngejar banci tamlaw. Sementara orang berjenggot itu berusaha keras keluarin motornya sampai menabrak sebuah pembatas jalan yang berbentuk kerucut terbuat dari plastik, kalau yang tau namanya tolong kasih tau gue ya.
  Gue dan Ronny terpaksa memarkirnya di Basemant. Gue pun putar-putar itu Harco, sampai akhirnya gue ketemu juga di sebuah toko. Gue mendapatkan baterai dan memory, gue nawar dengan segala cara dari memuji, modus, dan lainnya. Gue nggak mau ngegombal, soalnya ini malam minggu siapa tau mas-masnya jomblo dan tertarik sama gue, gue-nya bisa mati di tempat.
  Awalnya harga batre 370 gue tawar dan mau dengan harga 325, terus gue nyoba tawar memory yang harganya 170 menjadi 150, tapi nggak mau. Pas gue minta di gabungin dari 325 + 170 = 395 gue minta 370 malah mau. Padahal harga baterai jadi turun goceng dan gue lebih untung. *ketawa kesetanan*
  Gue sempet ngobrol panjang sama penjaga tokonya. Sementara Ronny muter-muter nggak jelas entah kemana. Sampai ahirnya gue dan ia pun pulang dengan lega setelah membeli kertas photo dan coolingpad. Gue sempet ditipu harga kertas photo 15rb menjadi 20rb. Lumayan goceng buat beli Sundaes ya nggak?
  Gue pun pulang naik motor kerumah nenek gue. Ronny pun menginap di rumah nenek gue, dimalam itu juga gue, Ronn, Kakek gue, Nenek gue harus perang melawan tikus dan menjijikannya 2 kali kaki gue di injek tikus. Itu iuh terbanget pada hari itu. Gue pengen muntah, kaki gue gatal-gatalan, gue nahan nafas, punggung gue keluar sayap *lho?
  Tapi dnegan perkasanya kakek gue bisa memukul itu tikus sampe kelepek-kelepek kalah orang ngegombal. Jadi gue saranin yang mau buat pasangannya kelepek-kelepek jangan di gombalin terus, basi. Lu pukulin aja sampai berdarah maka ia akan kelepek-kelepek dengan sendirinya. Super Sekali.
  Ok, malam itu nyaris berakhir sampai akhirnya gue tidur dan bangun pada jam 3 untuk nonton bola yang hasilnya seri. Aaaaaa. Kesel sekali. Tapi bodo amat, akhirnya gue pulang juga pada siang itu. Gue tiba di pasar burung kiosnya bokap Ronny. Gue melihat boyband disana (baca: Smash motor yang kena tiup angin jatuh). Hujan melanda gue terpaksa nunggu, nunggu dengan sangat membosankan.
  Sampai akhirnya 5 jam berlalu gue dikios dan gue bertanya dnegan Ronny. "Ron, lu punya jas hujan?"
  "Punya." ucapnya dengan senyuman yang membuat gue gondok.
  Jadi, buat apa gue nunggu 5 jam sampai hujan berhenti dan ternyata tidak berhenti-henti dan ujung-ujungnya pakai jas hujan? Kenapa gak dari awaaaal? Yaaampun gondok. Elu tau kan tanaman eceng gondok segede apa? itu gondok gue segitu mungkin. Gue juga kaya tukang delivery pizza, dengan kotak cooling pad yang kaya pizza itu.
  Gue tiba sampai rumah dengan selamat, dengan berhasil juga menipu orang rumah kalau gue bawain pizza. Kalau pada doyan nggak apapasih, pizza rasa plastik. Muehehee. Gue sangat lelah hingga muncullah postingan ini. Terima kasih telah membaca. :D

  NB: Kalau pergi jangan jadi orang polos, jadi lah orang bego. Super sekali. *pergi naik kupu-kupu*

5 komentar:

  1. kalo pergi pasang muka sangar walopun sebenernya muka kita unyu xD :P

    BalasHapus
  2. mahal juga yak harga batre , bersyukur laptop gue gak rusak *elus2manja*

    BalasHapus
  3. @Nonasan : iya harga batre mahal, apalagi harga diri. *elusmanjadagu* haha

    siaap :)

    BalasHapus

komentar bagi yang perlu