Minggu, 21 Oktober 2012

Ini Tugas Lho, Nek!

  Yak, berjumpa di hari minggu. Gue emang benar-benar buta waktu. Jadwal kehidupan gue gak pernah terjadwal dengan rapih sama seperti tulisan tangan gue yang nggak karuan kalau kata guru bahasa inggris gue bilang kaya "Kode Rahasia." kalah kali tulisan sensekerta atau tulisan sejarah lainnya. Ya, sudah membuka aib sendiri. Di minggu pagi gue benar-benar berusaha untuk membangun mood gue.
  Akhirnya mood gue benar-benar terbentuk dan gue memaksakan diri mengerjakan tugas dari salah seorang guru populer dikelas. Kalau nggak dikerjain mungkin gue jadi pemulung sementara atau tukang nasi padang. Itu bukan yang membuat gue terpaksa mengerjakan. Sesekali bolehlah gue menjadi orang bener dan rajin. Soalnya tampang gue tuh sudah mendukung abis kok. B-)
  Pagi itu gue di jemput oleh teman terbaik gue atau bisa disebut sahabat, atau bestfriend asal jangan girlfriend saja. Karena dia itu cowok oke. Dan gue gak homo! Sekali lagi gue itu gak homo! Pagi itu juga gue selalu tersenyum dihadapan orang, makan pun gue senyum, mandi pun gue senyum, buang air besar pun gue senyum. Beruntung aja gak ada yang tahu jadi masih di kira normal. :)
  Seusai aktifitas super duper melelahkan itu, akhirnya Septian datang ke rumah nenek gue. Oh iya, FYI, gue weekend lagi di rumah nenek gue lagi berburu kehidupan lama yang pengin diukir kembali *Caelah. Gue di jemput, gue di boncengin, gue pun ke warnet bersamanya.
  Gue pertama-tama mengambil ancang-ancang. Gue mau benar-benar mengerjakan itu tugas atau tidak. Tapi akhirnya gue benar-benar mengerjakan setelah gue tahu kepanjangan dari EYD. Bagi kalaian yang gak tahu kepanjangan EYD, sekarang gue kasih tahu, sekali-kali update yang mendidik bolehkan? Biar disangka gue itu pinter. EYD itu kependekan dari Ejaan Yang Disempurnakan. Gue pun baru tahu kepanjangannya setelah menyebut kepanjangannya. Ngerti gak? Kalau gak lebih baik lu kursus bahasa indonesia deh kalau ada.
  Gue pun mencatat beberapa pertanyaan yang ingin gue tanyakan. Salahnya di gue itu adalah gue memasang pertanyaan tentang pendapatan di pertama berjumpa oleh sang nenek yang kece abis pokoknya gue gak mampu membayangkannya terlanjur sakit hati gue.
  Pertama gue bertanya oleh mas-mas seusia gue. Masih fine-fine aje, sampai akhirnya mas-masnya nyerah dan mengira gue homo. Yaudah gue move on ke nenek-nenek itu. Gue tanya.
  "Nek, mau tanya ini tugas dari sekolah. Pendapatan warnet sebulan berapa ya?" tanya gue.
  Nenek itu shock berat berasa kaya ketemu Zayn Malik kudusan. "Wah maaf, gak bisa gitu dek, harus ada surat keterangan tugasnya, harus ada blablabla..."
  Gue pun berusaha meyakinkan itu nenek beberapa menit berikutnya. Namun bersih keras nenek itu gak mau jawab. Analoginya nihya, perasaan gue remuk kaya orang di tolak pas nembak sang pujaan. Inget itu analogi lho. Gue benci, keki, mood gue hancur, tugas gue pun akhirnya ngasal.
  Gue terus gerutu di hadapan septian tentang nenek-nenek super duper badai abis pokoknya. Kalau disamain tuhya, itu nenek kaya tom crusie. Iya gue tahu tom crusie cowok, kenapa? Gak suka!? Badmood nih!!!
  Entah kenapa dari sudut pandang nenek itu gue terlihat seorang penyusup yang ingin membuka usaha sejenis atau menghancurkan perusahannya. Bahkan gue foto warnetnya saja tak boleh. Foto switch dan hubnya saja gak boleh. Tanya topologinya saja sudah kayanya ukuran BH-nya. Sangat dirahasiakan. ehem maaf emosi. Padahal semua itu demi secercah nilai yang tak bisa kuukir sendiri.
  Gue pun keluar dari warnet tanpa menatap sedikit pun menoleh dan menatap nenek kaya di sinetron-sinetron yang berupaya untuk minta dipanggil. Gue keluar dan ada yang minta uang parkir, gue kasih aja 2rb robek bekas kembalian dari angkutan umum. Eh, karena septian kaburnya kelamaan ketahuan deh. Terpaksa jugakan keluar 2rb. Ok itu tak apa, setidaknya sekarang gue sudah usai berurusan dengan nenek-nenek super duper badai tsunami gunung meletus lumpur lapindo puting beliung topan ali baba.

2 komentar:

komentar bagi yang perlu