Minggu, 15 Mei 2016

Perjalanan 6 Tahun.

Tak terasa sudah nyaris enam tahun blog ini ada, dari bahasanya gue menjadi aku. Dari isinya cerita gokil sampai ngegalau. Dari yang ramai hingga sekarang penghuni blog sudah berhijrah semua. Ya, dari aku dulu suka menulis fiksi dan sejenisnya, sekarang dipaksa menulis romansa.

Dan tanpa sadar bulan ini juga menandakan buku pertamaku terbit, dan rasanya, entahlah, aneh. Aku butuh 3 tahun untuk memulai karierku di dunia penulisan, aku butuh berapa bulan untuk naskahku diterima, tapi tiga tahun baru terbit, dan butuh sebulan lebih untuk buku kedua, dan aku butuh enam tahun untuk ngeblog, dan aku sekarang bukanlah apa-apa.

Aku masuk kuliah, dan semua tertelan begitu saja. Ambisiku lenyap, dan aku sedang asyik bermain Dota. Pernyataan yang aku tanamkan dan keputusan yang aku ambil semasa SMA untuk tidak bermain game lagi luntur begitu saja. Sekarang aku kerajingan bermain Dota.

Well, sudah banyak hal yang aku lalui. Dari aku yang cuek menulis cinta, sekarang terus berbicara cinta-cinta. Waktu adalah waktu, dan semua berubah seiringnya. Begitu pun tulisan, dari yang teguh untuk satu kali buat naskah untuk menyelesaikannya, dan hei, lihat aku memiliki tiga naskah berbeda yang tidak selesai sedikit pun padahal mereka sudah seperempat perjalanan.

Aku sebenarnya sudah tidak peduli berapa banyak naskah yang ditolak, yang aku pedulikan sekarang adalah naskah TA ku tidak ditolak dan lulus sesegera mungkin. Aku sudah mulai muak dengan sekitar, terkadang. Mereka melulu berbicara cinta, aku yang berusaha cuek pun seolah terseret. Hei, biarkan aku hidup tenang seperti dahulu.

Bagaimana aku menulis cerita dipagi hari adalah ketenangan, ditemani secangkir teh manis hangat yang kemudian membuat perutku kesakitan. Lalu aku harus segera berlari ke kamar mandi setelah melepas headset dari telingaku.

Dahulu waktu luang adalah surga bagiku, bagaimana aku selalu serius membaca perkata-kataan dengan alur penuh misteri. Bagaimana aku menghabiskan satu novel dalam satu hari. Bagaimana aku harus menunggu beratus halaman agar tahu cerita ini ternyata menarik.

Dan sekarang, aku tidak ada apa-apanya. Aku hilang. Sementara adekku terus melebarkan sayapnya.  Apa aku menyesal? tidak, satu yang baru kupelajari setelah aku merasa kesal dengan semua kemampuanku. Ya, aku harus melakukan yang terbaik. Lakukan yang terbaik. Terbaik! Tidak peduli seberapa kemampuanmu, kalau lakukan yang terbaik, usaha selalu berbanding lurus. Begitulah hukum fisika berlaku dan dunia menerimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu