Jumat, 18 Desember 2020

Dua Hal

Masa tua dan kematian, belakangan ini sering sekali mendengarnya, entah di perbincangan bersama teman kantor ataupun teman lainnya di media online. Masa tua dan kematian memang rasanya begitu dekat, tapi ternyata di usiaku sekarang kedua itu terasa dekat.


Bagaimana tidak, sekarang di kepalaku selalu bertanya-tanya, 15 atau 20 tahun lagi aku bagaimana ya? Apa yang bisa aku lakukan? Apa kemampuanku masih bisa digunakan. Walau segi waktu itu masih terbilang lama, tapi dari segi perasaan pikiran entah kenapa sudah menyeruak.


Menjadi tua adalah jalan yang mungkin di lalui jika di beri umur panjang, aku bisa membayangkan orang-orang yang takut pensiun sekarang. Yap, seperti aku membayangkan 15 atau 20 tahun lagi dengan kehidupanku serta keluargaku. Ternyata begitu, dahulu aku pikir mereka yang takut pensiun hanya lebay atau tidak punya skill yang bisa digunakan di usia kapan pun, rupanya perasaan itu juga menghampiriku.


Lalu kematian, ah sudah berapa kali aku menulis kematian, itu adalah keniscayaan. Belakangan ini kita semakin mendengar kematian, yap, dari covid. Aku pikir sampai situ saja cukup ternyata covid itu sudah mengelilingi-ku dan keluargaku.


Tidak, Alhamdulillah kamu masih Allah jaga dari covid, tapi tak sedikit orang yang aku dan keluargaku kenal meninggal karena covid. Baru kemarin tanteku yang belum lama sempat ada obrolan, lantas meninggal karena covid.


Kematian amat dekat, bahkan teman smpku baru diinfokan meninggal pagi hari ini. Aku terkejut, ditambah melihat foto mayatnya yang di share. Aku merasa kematian adalah sesuatu yang unik sekali. Tentu saja aku takut, karena amalku belumlah banyak dan dosaku masih bertumpuk.


Kematian-kematian itu semakin dekat dan melekat, sampai aku bingung, apakah ini akan terus terjadi dan bagaimana dunia ini akan bekerja setelahnya? Ah ditambah mengingat masa tua nanti, komplit rasanya risau ini.


Tapi aku selalu percaya Allah akan membersamai orang-orang yang beriman kepada-Nya. Itu adalah harapan pasti untuk melalui semua ini. Walau terkadang pikiran dan perbuatan tidak sinkron-sinkron amat, tapi tidak ada salahnya terus berikhtiar.


Ah, 25 tahun, sebentar lagi tahun baru masehi. Berjalan menuju 26 tahun. Tidak menyangka, usiaku sudah sejauh ini. Semoa amalnya pun sangat jauh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu