Weekend ini gue kembali melancong ke jakarta. Ternyata, di sana masih kaya dulu. Patung pancoran tidak berganti gaya, tetep banyak pengemis, pak ogah rambutnya nnggak numbuh-numbuh, dan paling parah presidennya masih SBY. Ada sih perubahan sedikit di kota ini, dimana harga monas sedikit naik. Biasanya tiga ribu, sekarang empat ribu. Fiuh, jakarta emang amazing. Gimana nggak amazing, Rumah susun aja diincar dan di bangun banyak orang. Padahal itu rumah susun doang lho!? Yang gue heranin sih, rumah susunnya kok di datengin banyak mobil mulu yak? Entahlah. Gue yang norak, apa mereka yang aneh?!
Gue kembali berbolang ria di jakarta di bawah sengatan lebah matahari, gemuruh geluduk, kilatan cahaya, dan omelan bokap pas gue di suruh ngambil buku di temannya. Sekarang gue merasakan cuaca aneh nggak hanya di bogor aja, yang terang tiba-tiba ujan. Di jakarta begitu, yang terang tiba-tiba hujan gerimis, langsung BANJIR!?? Sangat amazing sekali sodara-sodara. Gue sedikit prihatin sama kota jakarta sekarang, kenapa ini kota jadi begini pas gue tinggal pergi? Apa gue ada pengaruhnya bagi mereka?
Gue ke jakarta menggunakan angkutan umum yang nge-temnya berabad-abad, macetnya ber-melenium, dan panasnya berhaus-haus. Gue sampai di terminal pulo gadung, disana masih ramai akan angkutan umum (iyalah, terminal bus). Gue sedikit was-was disini, konon ceritanya di sini rawan penjambretan, dan pemerkosaan. Pemerkosaan gue nggak tau deh, tapi gue serius pernah liat langsung pencopetan di depan mata kaki idung mulut kepala gue sendiri, oh ya badan juga serta anggota tubuh gue lainnya. Waktu itu gue nggak berani berkutik, gue shock berat. Jadi gue hanya bisa mendoakan semoga pencopet itu di bukakan pintu bus taubatnya.
Untungnya gue masih selamat dan keadaan dompet gue masih aman. Gue berinisiatif membeli cashing hape kakek gue yang sudah gue janjiin. Gue pun beli dengan tawar menawar sebisanya, gue pun mendapati membeli cashing hape dengan harga pilihan gue. Sebenarnya tujuan gue ke jakarta itu cuman ngasih uang gajian pertama gue ke nenek gue dan beli bola basket serta ngumpul sambil ngerayain ulang tahun dhieka prastyo (@dikawow) yang bertepatan ulang tahun tanggal 30 oktober ini.
Gue sempet labil ketika ingin menentukan pemberhentian terakhir, antara ikut septian yang berada di la piazza atau ke rumah bebby. Detik demi detik gue labil berat, gue pikir hidup gue akan sampai di sini. Namun, cahaya terang datang dan menyinari gue. Gue memutuskan menghampiri septian, gue pun menaiki angkot. Sebelum gue naik itu angkot, gue sempet melihat mbak-mbak duduk dengan manis. Gue pun mencoba bertanya. "Mas, eh Mba, ini angkot ke arah kelapa gading yah?"
Untungnya pas gue bicara begitu, mbaknya tidak galau. "Iya." jawabnya singkat. Oke, gue pun duduk di pojokkan angkot (tanpa shower). Gue sambil bbm-an di angkot, sambil linglung harus turun di mana kelak. Gue lihat sekitar, dimana ini? Apa gue di culik? Tapi angkotnya masih rame!? Emang sih, gue jarang lewat kawasan ini. Jadi sedikit panik, sampai akhirnya gue turun di bunderan la piaza dan gue masuk lewat pintu selatan. Gue masuk sambil nanya temen gue lagi dimana? Gue masuk tanpa arah, gue nggak tau jalan kemana-mana. Gue mengikuti segrombolan ababil entah kemana, tapi ternyata angin yang menghembus gue membawa gue tepat pada tujuan. Gue lalu menanti kedatangan septian.
Setelah gue di jemput septian, rencananya pada mau karokean, karena mahal di urungkan niatnya. Kami pun makan-makan dan sedikit labil ternyata mejanya penuh semua. Gue menunggu dan menunggu yang akhirnya harapan buat makan ada lagi, setelah gue mikir-mikir kalau dari pada makan disini, mending makan di emperan terus sisanya buat di tabung buat anak kita ya mah. Tapi, perut gue emang udah keriuk-keriuk pokoknya garing banget, oke pertama gue nolak makan, setelah gue pikir ulang. Gue lagi gak mood, tapi mereka maksa gue pun makan. Hebatnya, ternyata gue di traktir. Alhamdulillah yah, perut kenyang, uang kembali aman.
Sebenarnya gue rada nggak enakan sama mereka, tapi mau di apain. Mereka (septian dan bella) maksa, Bahkan tadinya gue malah mau di kasih ceban lagi. Tapi, gue masih punya harga diri. Masa gue di bayar ceban buat ngikut anniversary 1 year mereka. Nggak level ya, sorry. ckckck. Kidding belian. Gue pun balik bersama mereka dengan sedikit meng-ALAY. Bayangin aja, di Jakarta, masih naik motor bertigaan? ya ampuuun. Tapi, daripada gue sengsara ngecer, gue pun memaksakan diri untuk mengikuti saran septian itu.
Gue dan septian pun mengantarkan bella yang cukup jauh rumahnya. Gue keliling jakarta pada malam hari, ternyata jakarta sama bogor sama saja. Kalau malam, gelap-gelap juga yah. Septian gue paksa nginep di rumah gue, aku pria kesepian. please, temeni aku tidur. NAJIS LOE!? wakkaka.
Sampai pagi menjelang, gue ikut ke sekolah septian. Awalnya bangun pagi untuk ke sekolah septian main basket bareng. Tapi, emang kebo atau sapi bangunnya siang-siang juga. Terpaksa cuman bisa main futsal. Karena cuaca sangatlah menyengat, gue nggak ikutan bermain futsal. Gue lebih baik lirik-lirik sekitar. Gue pun ketemu si bella, gue di ajak ke musholla sambil ngobrol-ngobrol. Sampai ketika sesosok perempuan menghampiri gue dan bella. "Kalian berdua di panggil tuh!?" ucapnya tegas.
Gue shock, panik, langsung update twitter : @annabhany : Perasaan gue nggak enak. Waktu itu, yang ada di dalam pikiran gue ada dua hal. Pertama, gue di panggil karena anak luar. Kedua, gue di panggil karena berduan sama bella di musholla sambil liatin futsal. Bella pun menghampiri ibu itu, ternyata pikiran gue salah besar. Di suruh buang sampah. Tadinya gue ogah-ogahan, tapi pas septian nyuruh gue sambil teriak dan gue sepechless. Gue pun membantu bella dengan segenap jiwa. Gue disini guest, bukan tukang sampah. Siaal banget.
Sampai akhirnya semua berakhir. Gue dan septian keliling-liling lagi untuk mencari bola basket buat gue. Gue cari-cari ke toko olahraga, namun belum ada yang memenuhi selera. Sampai-sampai gue ke mall kecil, yang masuk cuman 5 menit lalu keluar lagi. Tapi tetep, harus bayar parkir dua ribu. NGEK banget. Jakarta memang kejam, parkir aja bayar, gue naro motor di halaman sekolah nggak bayar tuh. zzzz.
Sampai akhirnya gue menemukan bola, pertama gue milih bola merk spalding. Harga 220rb, gue nego sampai 150 ribu. Dan berhasil, spalding abal-abal dari cina paling. Ternyata stock tokonya abis, dan terpaksa mereka ngambil dari mana tau. Setelah datang, gue liat bolanya. Ternyata bukan spalding, malah molten yang bagus. Gue langsung kekep, terus minta pompa angin terus kabur cepet-cepet keburu berubah pikiran. Perhatian, itu bukan tindakan kriminal ya, itu penyelamatan kehokian yang jarang datang dua atau sepuluh kali dalam satu hari.
Setelah kejadian itu gue berencana mau ngasih surprise ke dika. Tapi, failed. Anak-anak pada nggak ngumpul, terpaksa gue kerumah dika dengan surprise yang sangat surprise. Gue panggil dika, mungkin perasaan si dika udah deg-degan. Mungkin yang dia pikirkan, pasti kue dari darkit, pasti ada lilin, pasti ada anak-anak. Gue sedikit prihatin sih, sebelum gue kerumah dika gue sempet nge-bm something, tapi ternyata pending. Pas dika keluar, dika shock. Terlihat hanyalah gue dan septian tanpa membawakan apa-apa. Tampangnya itu sudah prihatin, padahal belum hallowen tapi kenapa udah pakai-pakaian setan ya dia? Gue hanya bisa mendoakannya saja tanpa memberi apa-apa. Tenang dik, kalau anak-anak pada ngumpul pasti lu juga ikut ngumpul oke.
Setelah itu, gue harus buru-buru pulang. Sebelum gue balik ke bogor, gue harus menemui seorang guru untuk mengambil buku yang nyokap butuhkan. Gue sama kakek gue adventure ke kayu tinggi. Pas sampai rumah gutu itu, gue shock terlihat warna hitam keriting jalan-jalan. Itu manusia apa orang yak? Gue pun mengabaikannya. Setelah buku di terima gue langsung pulang, weekend sedikit berasa bila bersama teman. Gue suka kata itu. Syalala. Sorry kepanjangan, lagi niat nulis. Haha. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu