Hari ini gue pkl berjalan dengan lancar. Stock barang banyak, pekerjaan agak ringa, dan tidak ada celotehan dari leader gue. Sampai sore hari, si Rizky bawain gue suplemen yang di berikan untuk semua anak pkl. Gue kebagian satu. Namun, nggak gue langsung minum itu suplemen. Gue pun akhirnya menyimpannnya menanti makan sore.
Sore tiba, hujan sedikit mereda. Gue dengan lahap memakan-makanan yang gue kira "Ikan." Sementara temen gue ano, bilang itu "Daging." pas gue berdua liat menunya ano bilang. "Tuhkan daging."
Gue mulai pasrah, tebakan gue salah. Pas gue potong itu daging, ternyata ini "Ikan tuh!? bener gue!"
Ano nunjuk ke arah ikannya. "Ini apa?"
"Ikan." sahut gue.
"Ini daging ikan!!!?"
"......"
Gak penting ini ikan atau daging atau mungkin daging ikan ayam. ckkckc. Setelah makan gue langsung menuju tempat peristirahatan (baca: kursi panjang). Gue sama ano asik mainin hape. Sampai kebodohan pun gue mulai.
"No, dikasih suplemen nggak lu?" tanya gue dengan tamapang terunyu gue.
"Di kasih." sahutnya.
Gue semakin penasaran. "udah lu minum?"
"Udah." sahutnya.
"Lu telen ama di emut?" tanya temen gue andhika.
"Lu mut aja, manis kok!?" sahutnya dengan tampang serius. Tanpa basa-basi ternyata andhika langsung minum itu suplemen dengan di emut. Andhika orangnya rada tenggelengan tapi kali ini gue percaya sama dia.
"Manis kok, kaya rasa jeruk." ujar andhika gembira. Ano pasang wajah gembira. Gue bertanya-tanya.
"Yang bener lu?" gue pun langsung menyobek pembungkusnya dan mengemutnya.
Pertama yang gue rasa itu, agak kaya jeruk sih, tapi sepet.
Kedua, sedikit pait dan semakin pait. Pas paitnya memuncak gue tanya ano. "No, kok pait?"
"Lu gigit pas pait, nanti jadi asem!?" ujarnya.
Gue pun dengan taring gue menggit itu suplemen. "Cresh." Khasiatnya pun keluar asem nggak, tapi rasanya ambruladul. Pahitnya bukan main, udah mana gue gigit lagi. Gue pun kelabakan nyari air, sementara suplemen andhika di buang. Masalahnya, itu obat yang kegigit bersisa di gigi gue yang gue gunain untuk gigit. Hal hasil gue kepahitan terus.
Gue minum beberapa kali namun masih pahit, sampai akhirnya gue nyuruh andhika untuk beli makanan. Namun, itu tidak berjalan lancar, yang jualnya lagi nggak ada. Terpaksa gue galau dengan kepahitan ini.
"Ki, kayanya gue mabok obat nih. Bisa trauma obat gue!?" curhat gue pada Rizky.
"Ada-ada aja lu, trauma obat!?" gue masih kepahitan. Sampai akhirnya makanan pun ada. Hidup gue pun terselamatkan dengan makanan seribuan. Rasa pahit itu sudah lenyap.
Pala gue tiba-tiba menjadi pusing, sampai akhirnya gue ngakak berat gara-gara liat temen gue yang paling ngeselin jatuh pas bawa trolley. Ngelihatnya itu gue jadi semangat sekali, rasanya hidup itu kembali adil. Orang-orang pada ketawa ngeliat dia jatuh. Ibarat tuh ya, kaya babi kecil celeng abis minum obat pahit tapi di kunyah.
Sampai mau pulang, bang jawir bilang ke gue dan rizky. "Keroyok tuh Trolley (baca: gabungin smps dan main a)." Gue yang lagi stressnya dengan kesal langsung ngeroyok tuh trolley. Trolleynya gue pukul-pukul, tendang-tendang tapi dengan pelannya. Bang jawir sama rizky heran ngeliat gue kaya sapi antraks yang celeng.
Waktu pulang pun tiba, kepala gue pusing berat dan bawaannya ngantuk. Selamat malam dan selamat tidur. Besok kembali menjadi kuli. Yeah (y)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu