Pertama kali gue menginjakan kaki di bogor - tepatnya di perumahan limus pratama regency - Gue merasa asing, ini pertama kalinya gue real pindah dari kota gue berasal dan kota gue lahir. Bogor, iya tepat disini gue tinggal. Bogor yang tak jauh dengan bekasi. Mungkin gue sudah sering update blog masalah ini. Tapi bukan lokasi yang gue permasalahkan.
Gue disini kurang lebih sudah dua tahun, gue melewati hari-hari SMK gue dengan tinggal disini. Dari dua tahun gue menua, gue baru punya teman sekitar dua orang. Satu anak basket, dan satu lagi anak futsal. Berhubungan didekat rumah gue itu ada lapangan basket satu ring bersebelahan dengan lapangan futsal.
Pertama gue main basket di lapangan itu, bertemu dengan temen gue satu ini. Namanya Jonathan, di panggil Jojo atau Joe. Pertama kenalan gue sebutin nama gue yaitu Hilmy dan dia salah mendengar, lalu ia memanggil gue Timmy sampai beberapa hari.
Gue gak pernah minta kontak dia, seperti nomor hape ataupun telepon rumah. Bukan karena dia cowok, karena gue gak pernah berinisiatif untuk main di luar rumah. Tapi pada akhirnya gue sering ketemu dengannya dan bermain basket bersama. Walau gue kalah terus tapi gue tetep berusaha menjaga nama baik. Tapi, tetep saja kalah.
Pertama kali kenalan, gue sebut bahwa gue sudah kelas 1 smk itu sudah terjadi dua tahun yang lalu, ketika itu si Jo juga menyebut dirinya anak kelas 2. Ok berarti dia setahun di atas gue. Sampai beberapa tahun silam terlewatkan dan gue gak pernah mempermasalahkan hal itu.
Setelah gue memiliki kontak dia - BBM - Dia sering ngajak gue main basket bareng. Sampai akhrinya di final piala eropa gue diajakin nonton bareng di pos 2. Gue mencoba ikut, kebetulan gue jenuh dirumah dan siapa tahu dapat teman lebih banyak lagi.
Gue sempet main basket tengah malam bareng dia dan beberapa orang lagi. Setelah bermain basket gue sempet ngobrol-ngobrol sedikit. Tiba-tiba gue tersadar bahwa dia baru masuk SMA? Gue terkesiap, yang gue tahu dia aturan sudah masuk kuliah. Gue pun sudah memasuki kelas 3 SMK. Karena, seharusnya dia setahun lebih tua diatas gue.
Pada saat itu gue terus gak percaya, dia berbohong mungkin, dan sebagaiannya. Tapi setelah ditanya ke beberapa orang gue tahu bahwa dia memang benar baru memasuki SMA. Badannya yang besar membuat gue menganggap dia dahulu kelas 2 SMA - waktu pertama kenalan - ternyata dahulu ia kelas 2 SMP.
Intinya dia ternyata dua tahun dibawah gue, dan gue begitu tua. Apalagi gue kalah terus dalam bermain basket bersamanya. Karena malam itu, gue menjadi tahu umurnya yang sebenarnya dan lebih akrab. Walau dia sedikit kepo dan suka curcol. Tapi setidaknya gue punya temen.
Terkadang bentuk badan dan sikap bisa menentukan seberapa layaknya dia berumur, oh mungkin maksud gue selayaknya ia seperti orang dewasa. Terkadang malah yang tua terlihat seperti anak kecil karena fisik dan sikapnya yang kekaanak-kanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu