Belakangan ini gue entah kenapa merasa kehilangan bentuk mana yang depan dan mana yang belakang. Bukan, bukan wujud gue yang hilang. Tapi membedakan tanpa melihat. Selazimnya orang memakai pakaian tanpa menoleh ke pakaian itu.
Orang itu bahkan bisa mengenakan pakaian itu dengan baik. Sementara gue? Seperti postingan sebelumnya. Gue bahkan pakai kemeja saja sampai terbalik. Dan beberapa detik sebelum posting ini gue pakai celana pun terbalik.
Gue enggak ngerti arti dari semua kebalikan itu. Anehnya lagi, sebelum malam ini tiba paginya gue terasa kayak menemukan empat kali pagi. Dimulai ketika gue tidur pukul sebelas. Setelah itu gue terbangun pukul satu lewat. Dan kalian tahu apa? Ya, gue ngerasa itu sudah benar-benar pagi.
Parahnya lagi, gue benar-benar merasa pada mimpi-mimpi yang sudah lenyap dalam ingatan ini. Gue tidur lagi, setengah tiga. Gue bangun lagi. Masih hal yang sama, gue merasa mimpi itu begitu nyata dan gue ngerasa pagi sudah tiba. Namun, ternyata terkaan gue itu salah.
Pukul setengah lima, gue kembali mendapati hal yang sama. Gue pikir, gue terlalu kelelahan. Gue tidur lagi, karena masih terlalu dini bagi gue. Sampai akhirnya jam lima lewat gue memaksa bangun dan bergegas ke kampus.
Namun, gue merasa hal yang sama. Mimpi yang terasa begitu nyata, bahkan bisa jadi itu memang nyata? Habis, apa bedanya? Entahlah. Jika itu bukan mimpi dan gue merasa telah empat kali bangun di waktu pagi pada waktu sesungguhnya. Oh tidak, gue sudah lewatin berapa mata kuliah ini.
Keanehan itu enggak sampai situ. Gue merasa aneh sama diri gue? Kenapa? Kok gue kagum banget sama itu orang. Itu siapa? Entahlah, bahkan gue sendiri heran. Keanehan pada masa ini bahkan lebih aneh. Gue jadi merasa seperti pemburu keberadaannya.
Setiap tempat selalu melirik berharap mendapatkan kehadirannya. Siapa? Angin-angin berhembus. Dan hingga kini, gue belum melihat dia. Angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu