Selasa, 19 Januari 2021

Menulis Diam-Diam

Saya pernah menulis tentang betapa banyaknya manfaat yang saya dapatkan ketika menulis. Hal itu membuat saya terus menulis walau tidak selalu tahu untuk apa, rasanya senang saja, seperti merunutkan dan mengeluarkan yang ada di kepala. Terlebih, menulis menambah kepekaan saya akan sesuatu yang kecil.

Selain itu juga saya merasa senang karena bisa mengenang hal-hal penting yang mungkin suatu hari saya dapat membacanya dan mengenangnya lagi.


Tapi, semenjak menikah saya kesulitan menulis. Entah kenapa ketika menulis saya sangat tidak suka jika dilihat orang yang saya kenal, termasuk pasangan. Rasanya kalau ada Fitri lewat saya langsung pindah aplikasi agar tidak terlihat sedang menulis.


Karena sekarang kehidupan saya hampir 24 jam di rumah saja, dan Fitri duduknya di sebelah saya kalau bekerja, rasanya saya seperti tidak ada celah untuk menulis tanpa dilihat atau disadari oleh Fitri.


Terkadang saya memanfaatkan malam, tapi terkadang mood menulisnya tidak saat itu, ah saya tidak menyangka ternyata saya serumit ini dalam perkara menulis. Padahal saya hanya menulis hal-hal receh, kenapa jadi sulit begini.


Ya, saya sudah memberi pengertian ke Fitri kalau saya tidak suka saat menulis dilihat dan semacamnya, tapi tetap saja, merasakan hawa keberadaan Fitri di sekitar saya membuat saya tertahan dalam menulis, pikiran saya sudah siap-siap pindah aplikasi saja.


Akhirnya banyak pikiran yang belum sempat diejawantahkan dalam tulisan. Ah, dasar saya. Semoga perlahan mampu beradaptasi dengan semua ini.


Kalau kalian, apa ritual unik kalian?


Untuk lebih banyak tulisan receh saya bisa kunjungi sapimen.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu