Saya tidak tahu apakah semua anak mengalami yang Kaisa alami ketika belajar merangkak, tapi ini sangat menarik.
Saya dan Fitri lagi terus menerus menstimulasi Kaisa agar bisa bergerak dari telentang menjadi tengkurap atau sebaliknya. Tak jarang juga kita stimulasi kaisa untuk duduk dan merangkak.
Pada fase ini saya bertanya-tanya, kok bisa ya ada orang yang sombong? Padahal dahulunya mereka untuk tengkurap saja kesulitan dan perlu dibantu. Setiap membayangkan itu saya rasanya mau tertawa.
Jalan sudah 4 bulan Kaisa di bumi, kami pun benchmark ke anak-anak yang lain, katanya sih usia segini udah bisa bolak-balik badan. Kami memang agak cemas, tapi mendengar ada juga yang 6 bulan baru bisa bolak-balik badan kami kembali merasa tenang.
Memang ya, ngelihat rumput tetangga selalu bikin jiwa terguncang.
Saya dan Fitri pun masih terus menstimulus Kaisa, Kaisa sekarang sudah bisa tengkurap dengan kepala tegak nan kokoh, bahkan bisa lebih tinggi hampir badannya ke angkat.
Di saat Kaisa tengkurap itu, saya menstimulus dia untuk jalan ke depan. Banyak sekali benda warna-warni dan bunyi yang saya bawa, saya mainkan di depan Kaisa. Dia tertawa dan berteriak-teriak histeris seperti orang ingin memperjuangkan sesuatu yang diimpikannya.
Saya stimulus terus, iringi terus, perlahan terheran. Kok jarak saya dengan Kaisa tidak semakin dekat? Rupanya Kaisa malah merangkak mundur. Mungkin belum merangkak sempurna, tapi dia mengesot hingga jauh dari saya bahkan sampai ujung kasur sana.
Mungkin memang namanya belajar tidak selalu maju ke depan kali ya, ada kalanya memulai dengan memundur agar paham caranya maju. Seperti baru sadar betapa dangkalnya ilmu kita, lantas memantaskan lebih dan lebih.
Sekarang Kaisa benar-benar aktif sekali. Menemani dia agar tertidur, malah ayahnya yang tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu