Kalau mendengar kata polisi, mungkin para pengendara yang belum mempunyai izin seperti gue kata itu membuat hati gue deg-degan. Apalagi polisi sekita jakarta, banyak sekali yang razia-razia, yah wajarlah demi ketertiban. Terkadang lucu aja kalau polisi nyari-nyari keselahan pengendara, tapi untungnya gue tinggal di daerah yang cukup jauh dari jakarta. Polisinya sedikit santai, tapi gue pernah sempet dapet pengalaman sama polisi. Tapi untungnya nggak kenapa-kenapa.
Pengalaman gue waktu itu pas gue habis dari senayan abis ngunjungi islamic book fair and launching buku gue (ngimpi!), kata launching kayany salah itu. Haha... Mobil gue yang mau memasuki gerbang tol semanggi 2 (kalau nggak salah) ditahan sementara, tadinya mau lewat yang 1, tapi ada pengalihan jalan gara-gara macet. Maklum jakarta. Gue yang duduk di samping kusir pada hari minggu ku turut ayah ke senayan, nyanyi ria dah. Polisi jakarta itu ketat banget. Mobil gue diberhentikan, tau sendiri kan kalau samping pengemudi harus mengenakan sabuk pengaman. Dan gue memakainya, namun kemeja garis-garis gue sedikit menutupi sabuknya.
Nah, gara-gara itulah mobil bokap gue diberhentiin. Polisi mengetuk jendela mobil gue, bokap gue membukannya. Bokap gue langsung melakukan alibinya "Ada apa pak? Anak saya memakai sabuk!" ucap bokap gue sambil nunjuk sabuk pengaman gue. Gue pun memerkannya dengan bangga, coba di sabuk ada bacaan Juara Lomba Baloon Destroyer (Dibaca: ledakin balon) mungkin gue jadi lebih bangga.
Polisinya sedikit ketakutan dan berkata sebisa mungkin "Itu pak, tadi anak bapak makainya terlalu kebawahan. Kan bisa gawat!" alasan pak polisi. Gue nyengir aja, dalam hati gue sedikit ngakak. Ada aja itu polisi dan mobil gue kembali berjalan namun terjebak macet. Hadeh.
Pengalaman satu lagi, ini waktu gue mengendarai motor di daerah pasar. Gue lagi berhenti di perempatan. Dan gue memposisikan diri dan motor gue sedikit di tengah. Gue ditepak sama polisi dan di giring minggir. Perasaan gue deg-degan, dalam benak gue apakah gue akan ditilang? Ditilang kenapa? Memang gue nggak punya SIM, tapi SIM hape ada kok!? Atau mungkin karena ketampanan wajah gue yang membuat polisi itu iri dan menilang gue? (mustahil). Tapi masa iya polisi nilang bocah SMK yang makai seragam? Apa daya bocah itu jika ditilang, telat iya uang mungkin ludes.
"Kenapa pak?" tanya gue tampang polos. Polisi itu madih ngatur jalan.
"Kamu jangan ketengah-tengah!" ucap polisi itu tegas, rasa deg-degan gue hilang. Ternyata karena itu doang toh. Dan gue langsung melancong ke sekolah. Sampai di sekolah, yup otomatis gue telat. Tiada hari tanpa telat, telat selalu dihati.
Sebenarnya banyak cerita yang gue dapet tentang polisi ada yang nilang temen gue terus kaki polisinya dilindes sama motornya dan langsung kabur, ada juga yang polisinya berjoget ria kaya sekarang ini, yang lagi gencar-gencar diberitakan. Hebat banget, cuman gara-gara joget india and lipsing, eh jadi terkenal dan dapet rejeki nomplok. Apakah gue harus lipsing juga biar terkenal? Atau mungkin gue harus bunuh diri biar mati? (lho?).
PS: Soal polisi, emang banyak yang mandang mengerikan, bukan membantu masyarakat tapi malah memeras. Namun, dibalik itu polisi sangat berarti. Bagaimana jika tidak ada polisi? Mungkin jika tidak ada polisi, mungkin nggak ada tari india yang bikin gue ngakak kalau ngelihat. Semangat terus polisi Indonesia !!! (gaya so pejuang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu