Sesak raga ini berdalih, aku benar tak peduli.
Sentuhan nyali seolah terobek oleh ambisi.
Serentak aku terpaku oleh kemelut.
Sampai akhirnya aku merampasnya.
Suatu hening panjang bersua.
Aku tiba dan tak pernah indah.
Untaian kelam dunia membunuh denyutku.
Seolah aku akan binasa ditelan kemelut tak berujung.
Lelah jiwaku terkekang tanya.
Indah malam berjumpa dan tak kunjung usai.
Kelam itu hinggap sewaktu aku merasakan.
Indahnya malam yang membuatku bersedu.
Celoteh itu seolah membakar jiwaku.
Nasehat itu membunuh ketidak mampuanku.
Amarah itu menghancurkan keputus asaanku.
Namun, fakta itu membuatku runtuh.
Berkeping tanpa sedikit pun bersatu.
Sebuah harapan yang sirna oleh waktu.
Ingatan masalalu buruk menerjang hidupku.
Akulah sang penerima karma.
Apa ini sebuah ujung dari cerita?
Asaku putus ditelan indahnya pagi.
Jiwaku enyah.
Ragaku berkeping.
Kematian siap membinasakanku.
Kesalahanku membuatku sadar.
Aku seorang yang tak layak hidup.
Rintihan pedihnya kehidupanku,
Tak sebanding dengan kesalahanku.
AKULAH SANG PENERIMA KARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu