Senin, 12 Agustus 2013

Hang Out Terakhir

  Di malam yang buta, begitu saja gue dan temen gue janjian. Gak butuh setengah jam untuk nentuin, tujuan kami adalah Mal Bekasi baru. Dimana kalau mau kesana harus melewati fly over yang keren dibanding fly over di Jakarta.

  Saking kerennya, tentu, banyak sekali orang yang berhenti disana dan mencoba mengambil gambar dengan background tersebut. Miris gue ngelihatnya. Sebenarnya gue pengin, habis itu share instagram bikin hashtag, #FlyOverSummarecon #Badai #AntiMainstream #NoAlay #Simalakama #Loh #Kok #Simalakama #Payah

  Tapi, gue urungin tuh niat. Karena, sebelum gue melewati itu Fly over. Gue harus nunggu setengah jam. Seperti biasa, kalau ngumpul sama anak-anak ini gue jadi korban menunggu. Dikira menunggu itu enak? Mending menunggu jodoh, ini, ah sudahlah.

  Beruntung insting gue untuk tetap bertahan, mengatakannya. Coba kalau gue pulang, gue gak bakal jadi ngumpul sama mereka. Permasalahannya gue ketika itu gak bawa ponsel. Jadi, buta komunikasi. Karena, gue memang gak punya ponsel. Punya ponsel juga gak punya pulsa. Punya pulsa juga gak punya ponsel.

  Ketika gue menunggu, gue sempet minta tolong sama sepasang kekasih yang berhenti dihadapan gue. Kendaraan mereka Satria baja hitam F, keluaran baru lagi. Tapi, pas gue numpang online di ponsel mereka, karena kebetulan gue gak hafal nomor temen gue.

  Keduanya memiliki ponsel yang tak terhubung internet. Oh, God. Mending jual tuh motor terus beli paket Internet. Zaman semodern begini gak paket internet. Gue dong, gak punya ponsel. Punya ponsel juga gak punya pulsa.

  Abaikan sepasang kekasih itu. Setelah gue bertemu temen gue dan tiba di Mal baru itu, walau sempet beberapa kali salah jalan. Akhirnya gue tiba di foodhall. Tempat itu ternyata laknat. Gilak, habis enam puluh ribu cuman beli eskrim, sama kopi. Pahit lagi tuh kopi. Kayak kisah asmara gue aja.

  Saking pahitnya tuh kopi, kayaknya kopi hitam yang ampasnya secangkir penuh tanpa gula pun lebih manis dari pada tuh kopi. Ok, ini lebay. Tapi, serius. Tiga puluh ribu demi kopi pahit. Tahu, gitu milkshake deh.

  Karena, kami tak mau rugi. Pada akhirnya kami berlama-lama disana. Sampai yang tersisa hanyalah kami. Tengah malam telah tiba, toko-toko sudah bubaran. Kami dikejar kantib. Oh, enggak ya. Beruntung, yap, beruntung kami masih punya gengsi kami pun pulang.

  Sialnya, kami melihat parkiran moge. Kampret, segala dikhususin. Tahu gitu gue bawa moge gue. Yak, Motor gembel. Motor boyband yang sudah usang dan perlu dimuseumkan. Beruntung gue cuman bercanda. Tapi, fix, keki segala parkiran khusus moge.

  Lupakan moge. Setiba di pom bensin. Ya, karena motor gue perlu isi makan. Gue ke toilet. Gue pencet tombol airnya. Sial, gak keluar semua. Gue udah pipis lagi. Dengan terpaksa, gue gak cebok. Gak lama, dengar suara orang di dalam toilet buat pup.

  Gue cek semua keran, dan bener. Gak nyala semua air. Gue keluar dengan penuh keheranan. Itu orang pup gimana ceboknya? Air gak ada sama sekali! Gimana dia bisa menyalamatkan diri? Tolong! Panggil kantib! Kasihani dia!

  Ya, ini cerita memang gak jelas. Tapi, bodo amat. Mungkin ini hari terakhir masih bisa berkeliaran di bekasi dan sekitaranya. Cem adzan aja. Oke, sekarang gue lagi ngiler macbook. Bye!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu