Kamis, 08 Agustus 2013

Masa Sebuah Keharusan Beranjak

  Perasaan kehilangan bukankah sebuah kewajaran? Setitik kenangan terikat dengan sarat. Kukira masa itu telah tiba. Kita berdiri dari jauh tempat dimana kita harus menggapai mimpi. Ini seperti awal kita beranjak pergi. Sudah saat memang tiba. Kita berpisah dan jumpa lagi.

  Bak titipan. Kisah itu seakan hanya gurauan. Dimana kita bersanding tawa dan canda. Alir mengalir seiring pergantian hari. Malam itu kita melewati bersama. Penuh harapan dan impian. Kau dan kita selalu bersama. Walau hanya sejenak imajinasi.

  Sebuah tempat kita mengakhiri cerita. Kita memang harus pergi. Melewati jalan hidup yang telah kita pilih. Semoga kelak kita akan berjumpa. Jangan harap kita tak kenal lagi, karena kita akan semakin paham. Bahwa hati ini telah memilih kalian.

  Akhirnya. Akhir. Benar-benar berakhir. Kita jauh tak menentu. Melewati perangkat sosial kita berinteraksi. Saling berbagi tawa walau tak kasat mata kita menangis. Seperti kehilangan sesuatu yang pernah membahagiakan kita.

  Masa itu memang sudah berakhir, tapi mimpi dan janji kita belumlah usai. Walau tekad terombang-ambing keabadian dan masa lain. Selama teguh ini tetap dikalbu. kita pegang erat lalu tiba. Sewaktu badai menerjang, kita akan tertawa dibalik kembang api yang meluncur dan meledak.

  Warna-warni. Begitulah rasanya, warnanya, keindahannya, segala-gala yang pernah kita buat, kenangan. Arah berbeda tapi semua harus tiba ditempat pemberhentian yang sudah kita duga. Mimpi yang tak boleh tertunda, sahabat akan selalu ada. Selama kita masih percaya.

  -- Masa itu

  Inget kita berdendang bersama? Menyulutkan kabar gembira ke udara. Semua terlihat takut melihat kita bahagia. Karna itu, kita semakin bersama. Bertahun-tahun kita mengikat, sebuah coretan kenangan yang kelak kita ukir.

  Satu lagu terdengar saat waktu berputar begitu cepat. Kebahagian hanyalah sepintas, kesengsaraan begitu lama. Namun, kita telah memilih. Menghabiskan waktu dengan sepintas. Kebahagian yang menyaru tangis yang tak kita sangka.

  Waktu telah tiba. Kita diuji oleh dirinya--Waktu. Jangan salahkan, itulah mimpi kita. Melewati semua ini. Waktu mulai merangkak. Kita masih berbagi cerita. Hanya sesaat dimana semua sudah ditentukan. Takdir dan pilihan kita.

  Pulang, bukan kata yang ingin kita kumandangkan. Ketika waktu mencekik perasaan bahagia ini. Tolong, jangan coba ganggu kehidupan ini. Waktu. Jerami sudah menumpuk dan meluap dari gubuk. Air mata itu terkikis dipipi. Semua telah berakhir.

  Terima kasih, waktu. Besok atau kapan kita berjumpa lagi. Kenangan. Sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu