Suatu waktu gue mampi ke blognya Hoeda Manis. Lalu membaca postingan tentang Cara Takdir Bermain. Setelah gue baca, gue merasa itu benar. Terkadang keberuntungan hadir ketika segala usaha telah dilakukan dan keputus asaan sudah diujung tanduk.
Dari peristiwa itu, gue rasa sering kali mengalami hal serupa. Tapi, baru saat itu gue benar-benar memahaminya. Dan yak, itu gak salah. Gue selalu berpikir di dunia ini gak ada yang sia-sia. Termasuk pula usaha yang terlihat digagal.
Kita tidak tahu takdir selanjutnya. Tapi, setiap usaha memiliki takdir sendiri. Selalu percaya kalau tak sia-sia, itu cukup penting. Jadi gue selalu merasa, kalau usaha gue itu membuahkan hasil dan mendapatkan pelajaran sendiri.
Walau ujungnya usaha itu sia-sia. Tak lama setelah baca posting blog itu. Gue benar-benar merasakan keburuntungan dari usaha itu. Ceritanya begitu simpel. Waktu itu gue lagi ospek. Sebelum hari sidang senat. Gue dapat kabar, dan kabar itu begitu buruk buat gue.
Jadi, ada perarturan dresscode. Formal satu mengenakan dasi. Lalu formal dua tak mengenakan dasi. Beruntungnya, ketika hari sidang senat. Menggunakan formal satu. Dalam ketentuan harus menggunakan dasi. Tapi, permasalahnnya adalah gue gak punya dasi.
Gue panik. Gue konak seluruh anak di jejaring sosial. Namun, setelah sejam nyari. Hasilnya masih semu. Gue udah putus asa. Gue keluar dari kamar asrama temen gue. Seorang lewat, kebetulan gue iseng nyapa tuh anak.
Anak itu berhenti dari langkahnya. Menatap gue penuh dengan tanya. Gue pun berbasa-basi. Menanyakan besok wajib dasi apa enggak. Anak itu dengan mantab menjawab. "Ya, besok mengenakan dasi. Kan Formal satu."
Gue kembali panik. Lalu mengutarakan keperluan gue. "Aduh, gue gak ada dasi lagi."
"Gue ada dasi dua!" ujarnya begitu saja.
So, well. Sekonyong-konyong gue merasa sebuah keberuntungan hadir dalam pertemuan itu. Ya, siapa yang sangka basa-basi ke orang yang lewat mendapatkan sebuah dasi. Namun, apakah itu hanya keberuntung semata?
Coba bayangkan kalau gue gak menanya ke orang lewat itu. Mungkin gue baru saja melewatkan sebuah keberuntungan. Jadi, keberuntungan itu bukan hadir tiba-tiba. Seperti yang ada artikal di blog Hoeda Manis. Usaha membawa kita kesebuah kata yang bisa disebut keberuntungan.
Selanjutnya, bagaimana kita siap menyambutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu