Senin, 29 April 2019

Ahmad Bersedih

Tadi ummi ngechat di grup. "Umi nggak tega, Ahmad tadi video call-an terus nangis gitu."

Jadi ceritanya Ahmad lagi sakit mata--kok bisa samaan gitu sih mad?--sakit matanya ketularan teman pondoknya yang sakit mata duluan. Jadilah Ahmad tidak bisa masuk sekolah karena sakit mata itu. Hal itu membuat ummi dan abi panik, apakah harus dijemput atau tidak?Pun saat mencari kabar susahnya minta ampun. Sementara itu teman-temannya yang sakit pada dijenguk bahkan dibawa pulang ke rumah.

Ku hanya tidak bisa membayangkan, ketika seumuran Ahmad, lalu sakit, rasanya nggak tenang banget kalau nggak ada orang tua di sekitar. Bahkan kemarin pun ku sakit seminggu rasanya selalu pengen ada orang tua di sekitar.

Tapi, Ahmad jauh dari orang tuanya di pondok dengan usia yang masih terbilang cilik, entah apa yang dirasakan Ahmad. Mungkin nangis adalah ungkapan yang mampu ia sampaikan. Beruntung Qonita yang berada di satu kota dengah Ahmad bisa menjenguk dan membuat lega ummi serta abi.

Pada akhirnya memang kita butuh saudara kita untuk hal-hal kasih sayang seperti ini. Mungkin jengukan Qonita tidak bisa membantu Ahmad segera pulih dari sakit matanya, tapi dengan adanya Qonita, Ahmad bisa lebih tenang dan merasa aman karena ada orang yang paling ia percayai di sekitarnya.

Ku yang hanya bisa memperhatikan di tengah kesibukan yang semakin tidak bisa kumengerti ini hanya bisa membayang-bayangkan apa rasanya jadi Ahmad dan bagaimana ya nanti Ahmad jika sudah besar setelah melewati semua ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu