"Terkadang yang kamu benci, kamu rindukan"
Apakah kalian pernah membenci sesuatu? Pastinya itu sering sekali terjadi. Entah kepada suatu hal, atau suatu orang, atau mungkin pada suatu benda. Benci rasanya sudah tak asing dalam kehidupan kita. Siapapun pasti pernah merasakannya, walau sekali pun.
Benci sangat mudah untuk hadir, terkadang apa yang tak kita ketahui saja bisa begitu teganya kita mengklaim bahwa kita membencinya. Padahal kita belum tahu selukbeluk, atau sedikit pun tentang orang atau apapun itu. Sungguh ironi memang.
Benci memang sifat manusia yang tak bisa ditinggalkan. Terkadang kita perlu membenci, karena kita tak tahan oleh ulah seseorang. Gue pernah merasakannya waktu magang, walau secara tak lansung orang itu membuat gue jengkel. Dengan mudah gue mengklaim, gue benci banget sama dia. Tekanan batin rasanya.
Benci juga bisa membuat kita tak karuan. Apalagi jika kita terpaku pada kebencian itu, saat gue magang dan gue benci sama rekan kerja gue itu karena sifatnya yang mengerikan bagi gue. Gue pun akhirnya gak optimal dalam bekerja, karena gue terlalu fokus akan kebencian gue.
Alhasil, apa yang terjadi? Kerja gue nggak optimal, dan gue pun sering dimarahi oleh pemimpin. Justru orang yang gue benci malah bisa tertawa dibalik kesengasaraan gue waktu itu. Menyedihkan, niat membalasnya malahan gue yang semakin terlena dalam kebenciaan.
Lalu, apakah kalian pernah merindu? Oh tidak, tidak salah lagi kita pernah merindu. Apalagi para remja masa kini. Rindu rasanya sudah menjadi makanan sehari-hari. Bahkan ada jam-jamnya. Dimana jam mendapat angka yang sama, semisalnya 08.08 berarti huruf H. Lalu, mereka menulis -biasanya di twiter- "H, kangen nih."
Entah H-nya itu siapa, bisa jadi H itu Hilmy. Ya, bisa saja terjadi bukan? Hanya hati orang itu dan Tuhan yang tahu siapa yang ia rindu. Selain angka-angka itu, para remaja kini sering merindu ketika malam semakin larut saat dimana orang-orang sedang terlelap tidur.
Jujur saja, gue sering berkeliaran jam-jam tengah malam. Karena, gue kesulitan tidur akhir-akhir ini. Hanya saja gue tak selalu merindu pada malam itu. Gue hanya menyaksikan bagaiman rasa rindu disampaikan dengan tersirat di linimasa jejaring sosial.
Ketika gue menyaksikan itu semua, entah kenapa para remaja Indonesia mendadak menjadi puitis dan kata-katanya gak bisa dianggap remeh. Terkadang rindu itu membuat seseorang berubah. Entahlah, sedikit gue merasakannya.
Bagaimana jika kita merindukan apa yang kita benci? Apa kalian pernah merasakannya? Mungkin gue pikir, pasti setiap orang pernah mengalam momen ini. Terkadang suatu hal kita benci dapat menimbulkan rasa rindu ketika yang kita benci sudah tak ada dihadapan kita.
Gue sering merasakan, terkadang gue benci sama salah seorang lalu ketika orang itu tak ada, memang rasa benci pun tak ada atau tak begitu terasa. Namun, jika gue boleh jujur gue rindu sama orang yang membuat gue benci tak tertolongkan itu.
Konkretnya saja, gue benci banget sama adikku gue yang cowok. Ya, karena kelakuan konyol sering kali membuat gue berang dan rasanya ingin menghardiknya terus menerus. Tapi, ada suatu hal yang harus memisahkan gue dengannya.
Adik cowok gue itu harus pergi ke solo untuk menimba ilmu. Setelah gue pikir, gue memang benci banget sama dia. Tapi, disisi itu gue mungkin merasakan kehilangan. Mungkin nggak ada yang membuat gue berang tak tertolongkan.
Apakah artinya benci dan rindu itu berhubungan? Setelah gue berpikir-pikir, mungkin menurut gue benci dan rindu itu seperti gula dan garam. Terkadang tak enak jiak terlalu manis. Terkadang juga tak enak terlalu asin. Tapi, ketika dipadukan dan menjadi hal yang pas. Rasanya tampak enak bukan?
Jadi, janganlah terlalu membenci seseorang jika tak mau merindukannya. Tapi, rindu itu tak salah. Selama rindunya itu masih dalam kategori baik. Rindu akan sesuatu yang baik maksudnya. Benci pun tak salah, walau kita seharusnya tak boleh membenci. Tapi, secara harfiahnya manusia diciptakan dan mendapatkan sisi itu.
Sebaik apapun kita, pasti kita pernah atau telah membenci seseorang atau apapun itu. Jadi, jangan salahkan jika rindu hadir dari balik sisi benci itu. Pernah ada yang bilang juga, 'Awas biasanya kalau benci banget nanti jadi sayang loh'
Ah, kalau membahas itu mungkin akan panjang lagi. Langsung saja kita klaim, itu bisa saja terjadi. Karena, benci saja padanya bisa membuat kita merindu. Dan jika merindu bisa saja kita sayang bukan? Semua itu terikat, hidup ini terikat satu sama lain. Jangan suka berlebihan dalam suatu sikap. Nanti, kena sendiri ketulahnya.