Rabu, 10 Juli 2013

Ilmu Orang Berbeda

  "Bego lo! Gitu aja gak bisa." Hardik seseorang.

  Apakah kalian pernah dengar kata-kata diatas? Kata itu memang familiar. Apalagi jika kita sedang melakukan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan, apalagi saat di depan orang yang begitu pintar dan menganggap orang lain hanyalah seorang pecundang.

  Gue juga sering kena muncrat kata-kata. Rasanya denger kata itu, otomatis dalam hati gue berkata 'Mentang-mentang bisa.' dengan pandangan sinis, hati penuh luka dan emosi menggebu-gebu. Gue gak bisa memungkiri itu.

  Siapa saja yang terkena kata-kata itu bakal emosi dan betenya minta ampun. Beruntung bagi orang yang sabar dan bisa menahan emosinya. Jika orang yang dihardik itu ternyata seorang emosional yang tak terkontrol? Tamat sudah.

  Bukan tak mungking perkelahian terjadi. Dan, urusan menjadi semakin panjang. Begitulah kita. Terlalu mudah melontar kata-kata. Apalagi bicara dengan ilmu dan menyepelekan kemampuan seseorang. Jujur saja gue gak suka sama orang yang sok pinter dan sombong.

  Menurut gue pribadi. Ilmu seseorang tak bisa dibandingkan dengan orang lain. Karena, tak mungkin mereka menyukai ilmu yang sama. Okelah, misalkan mereka sama-sama suka fisika. Dan sama-sama belajar giat, lalu hasilnya berbeda. Itu berarti daya tangkapnya kurang. Dan tidak bisa dibilang bego.

  Atau mungkin orang yang daya tangkapnya kurang itu ternyata memiliki hal lain yang dikuasai. Jadi, ia tak benar-benar fokus pada bidang -fisika- tersebut.

  Gue pernah mention-an sama seseorang. Dia anak komunikasi. Terus beberapa saat ketika gue mention-mentionan sama dia, topiknya agak mengarah ke komputer. Ya, otomatis gue lebih sedikit menguasai. Dan dia si Anak Komunikasi pun berkata seolah-olah dia itu menjadi bego dan gak ngerti apa-apa.

  Gue sih nggak nyalahin dia, toh dia bukan fokus ke komputer. Gue bilang sama dia, setiap orang itu memiliki passion tersendiri untuk mencari ilmu. Ya, ada yang suka komputer, ada yang suka fisika, matematika, kimia, psikologi, dan banyak lagi deh.

  Jadi, misalkan seseorang tak bisa melakukan sesuatu. Jangan langsung mengambil keputusan dia seorang yang bego. Pertama, tanya dulu apa kesukannya? Apa dia pernah mempelajari hal yang ia lakukan sekarang? Jika ternyata jawabannya melengseng dari hal yang dilakukan. Otomatis dia tak bersalah.

  Misal aja gue, oke gue komputer bisalah. Tapi, pas disuruh ngurus ikan, disuruh ngurus keuangan. Gue nihil. Tapi, kalau gue terus belajar gue yakin pasti bisa. Jadi seseorang gak bisa menilai kemampuan seseorang begitu saja.

  Apalagi yang juara akademis, dia gak bisa ngeremehin orang-orang yang terlihat biasa-biasa aja. Karena, siapa yang tahu ternyata dia orangnya kreatif? Sebaliknya, orang yang kreatif atau aktif dan tak pinter akademis. Tak perlu minder.

  Kita punya dua sisi, kelebihan dan kekurangan. Allah sudah mengaturnya. Kita tak bisa memaksa bisa akan semuanya. Tapi, kita perlu mensyukuri semuanya. Jadi, hati-hati dalam berkata. Jika kalian menghina gue, misalkan. Gue akan buat kalian menjadi sapi panggang pada kisah yang bakal gue tulis. :))

  So, lihat orang dari kelebihannya. Kalau orang itu gak bisa? Bantulah, jangan mencelanya. Semua orang punya prospek ilmu yang berbeda. Walau tujuan sama, tapi tak semua orang memiliki standar yang sama. Siapa tahu orang itu punya prospek ilmu di suatu bidang lainnya.

1 komentar:

komentar bagi yang perlu