Jumat, 19 Juli 2013

Saya Seorang Psikolog? Lelucon!

  Tiba-tiba otak gue berkata. "Kenapa kamu tak masuk psikologi saja?" entah datang dari mana pertanyaan itu. Mungkin datang dari Damarwulan, atau acara naga lainnya. Bisa-bisanya otak gue bisa berkata seperti itu.

  Kenapa? Ya, tahu sendiri gue ini nyaris mendekati sedikit lagi menjadi seorang manusia anti sosial. Gue mungkin nyaris setiap hari ketemu orang itu-itu saja secara langsung. Kecuali, lewat media sosial. Apa mungkin seorang yang jauh dari kehidupan hal layak orang sebagaimana mestinya bisa mengamati orang lain menjadi seorang psikolog?

  Psikologi, entah kenapa gue sedikit tertarik sebenarnya. Apalagi akhir-akhir ini gue sering sekali membaca buku-buku tentang pola pikir dan sikap. Rasanya, hidup itu semudah kita merubah pola pikir dan sikap kita.

  Walau sesungguhnya taklah seperti itu. Pada dasarnya gue suka mengamati tingkah laku seseorang, beberapa waktu jika gue berkesempatan bertemu orang lain selain orang tua gue. Gue pun suka akan sudut pandang yang tak lazim tapi tak menyimpang.

  Kalau gue jadi seorang psikolog, jangan salahkan gue kalau banyak orang menjadi psikopat. Haha. Entahlah. Psikologi sendiri berasal dari bahasa Yunani. Psyche berarti jiwa, dan Logos berarti ilmu. Secara harafiah psikolgi diartikan sebagai ilmu jiwa.

  Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefiniskan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadannya.

  Jiwa seseorang memang berbeda-beda, ada yang mudah terguncang ada yang kokoh bak besi-besi. Maka dari itu, hadirlah seorang psikolog untuk dimintai sebuah masukan tentang jiwa-jiwa yang terguncang. Entah gue lagi baca tentang buku psikolog atau buku kejiwaan.

  Hal yang gue temui adalah, pola pikir dan sikap kalian dapat menentukan masa depan kalian. Entah kenapa kata-kata itu terus melekat di otak gue. Sampai gue terus penasaran sama pola pikir orang-orang sukses. Orang yang sudah beribuan kali jiwanya terguncang namun pantang untuk mengibarkan bendera putih.

  Orang yang sudah tahu manis pahitnya kehidupan dan perjuangan. Mereka menghadapinya dengan sudut pandang mereka yang sebenarnya bisa kita lakukan. Jadi ubah sudut pandang kita atau pola pikir serta sikap kita untuk menatap masa depan lebih cerah.

  Mungkin, gue gak akan menjadi psikolog. Tapi, gue akan selalu mengamati bagaimana mereka 'orang sukses' menantang hidup ini dengan pola pikir serta sikap mereka. Satu lagi, gue sukses. Gak pakai 'akan'. Aamiin.

  Eh, tapi, dibalik kata gak akan menjadi psikolog. Gue gak bisa jamin, siapa tahu gue dengan sendirinya menjadi seorng psikolog. Entahlah. Berharap masih bahan lelucon saja.

1 komentar:

  1. sama, saya juga tertarik ke arah psikologi karena sering memperhatujan orang"...

    BalasHapus

komentar bagi yang perlu