Rasanya orang berjuang itu susahnya bukan main. Gue gak bisa ngeremehin orang-orang yang benar-benar berjuang untuknya atau pun untuk orang lain. Perjuangan banyak rintangan dari diri sendiri sampai hal kecil apapun yang menghalangi.
Diri sendiri? Ya, terkadang kita harus berjuang menghadapi diri sendiri. Rintangan sebenarnya ada di diri kita sendiri, dan kita harus berjuang melawan diri kita. Lebih tepatnya rasa malas dan rasa ragu untuk melangkah.
Setelah perjuangan kita membutuhkan hasil. Nah, hasil ini yang suka bikin kita dag-dig-dug bagi para siswa yang berjuang untuk ujian kenaikan kelas atau masuk universitas. Pokoknya hasil perjuangan juga membuat kita tersenyum atau cemburut.
Nah, kebetulan gue baru dapetin orang yang sama-sama berjuang untuk dapetin universitas terbaik dan dambaan mereka. Namun, cara perjuangan mereka berbeda. Dan hasilnya siapa yang nyangka?
Jadi gue punya temen, pertama anggap aja A sementara kedua B. Nah, yang A tuh belajar mati-matian sebelum tes masuk tertulis perguruan tinggi negeri. Si A belajar tiap hari, kurangin main walau godaan menghampiri. Pokoknya terus belajar deh.
Si A berambisi mau masuk salah satu unversitas terbaik se-Indonesia. Maka dari itu ia berjuang dengan belajar. Sementara si B. Dia malah nyantai, nomor duakan ujian itu. Bisa dibilang dia nyaris nggak belajar. Perbedaan A dan B begitu kontras.
Namun, hasil setelah ujian. Oh, sial. Mungkin karena Si A terlalu berambisi universitas terbaik dan sementara si B berambisi universitas yang gak kalah bagusnya, cuman masih dibawah ambisi universitas A. Atau mungkin karena jurusan mereka yang peminatnya berbeda.
Ketika cek kelulusan. Si A yang berjuang mati-matian ternyata enggak lulus. Dan si B yang nyantai malah keterima di jurusan dan universitas pilihannya. Otomatis si A merasa kecewa, benar-benar kecewa serasa hidup ini nggak adil. Toh, dia sudah berjuang mati-matian.
Gue mungkin akan ngerasain yang sama jika jadi si A. Betapa susahnya perjuangan ternyata hasilnya? Nihil. Tapi, menurut gue pribadi. Perjuangan itu nggak ada yang sia-sia. Okelah mungkin lu gak keterima di negeri, tapi siapa tahu Allah nunjukin jalan kesuksesan lu yang lebih cepat?
Entahlah, selanjutnya memang tergantung bagaimana kita. Intinya perjuangan itu gak ada yang terasa sia, pasti ada hikmah. Dan hidup ini adil. Sekarang boleh merasa nggak adil. Tapi, kita masih bisa berjuang untuk rasa adil kita yang harus kita temui.
Toh, negeri dan swasta sekarang nggak jauh beda. Walau secara gengsi negeri lebih dibanggakan dan mungkin biaya. Tapi, kembali lagi. Bagaimana kita selanjutnya? Sukses atau tidak itu ada di tangan kita. Bukan di tangan perguruan tinggi.
Dan..... Gue sendiri dapetnya peguruan tinggi swasta.
Thanx mi atas motivasinya.. Apa yang u tulis si A itu sama banget kaya w mi .. W juga gt pas gagal lolos SNMPTN bete banget padahal w rasa nilai w cukuplah atau bs juga salah ngambil jurusan soalnya ada temen w yg ngasal ngambil eh keterima, yg mati"an puyeng mikirin jurusan ahaha malah kaga diterima, :-D ya itulah mungkin ada cara lain ALLAH menunjukkan sukses k w.. AMIN
BalasHapus