Kamis, 18 Juli 2013

Sesuatu Tak Bisa Dihapus

  Apa yang tak bisa dihapus? Mungkin jika ada pertanyaan seperti itu gue akan menjawab, kenangan! Ya, bagi gue kenangan itu gak bisa dihapus. Bagi gue pribadi loh. Beda hal kalau tiba-tiba gue amnesia atau tiba-tiba gue insomnia. Atau anemia. Pokoknya yang ia-ia... Yakali.

  Tapi, di setiap kenangan nggak hanya terpampang kata 'manis' banyak juga kata 'pahit' atau 'asin' tapi, kalau kalian lihat wajah gue. Pasti, bakal dapat kenangan manis itu. Percaya deh sama Allah. Jangan sama gue. :)

  Selidik punya selidik. Gue punya kenangan manis-manis pahit. Dan pada akhirnya gue nyesel telah mengukir kenangan itu. Gue gak pernah terpikir kalau dia itu bakal jadi sahabat gue kelak. Sekarang gue mikir, kalau dulu apa yang gue perbuat itu ngebuang pemahaman gue selama ini.

  Ya, sebab akibat gue pernah memendam rasa padanya. Sampai akhirnya gue khilaf kenal dekat olehnya. Dan sekarang tak beruntungnya gue jadi sahabat dengannya. Kenapa tak beruntung? Karena, gak seasyik yang kalian kira.

  Namanya sahabat, dimana gue bisa berinteraksi dengan segila dan seseru mungkin. Tapi, kalau lagi ngumpul ada dia. Ruang gue buat menggila jadi berkurang. Bahkan nggak bisa. Hal lain yang buat gue merasa minder kalau lagi ngumpul adalah, gue diledekin mulu sama dia.

  Ya, lama-lama gue mikir. Dia itu sahabat gue atau bukan? Walau dekat tapi rasanya asing. Mungkin gue nyesel pernah memendam hal itu. Sikap dia ke gue juga berbeda dibanding ke sahabat gue lainnya. Ya, pokoknya gue sama dia kaya saling hati-hati.

  Maka dari itu gue merasa kenangan satu itu membuat gue menyesal, walau sempat terbilang manis. Tapi, manisnya berubah menjadi pahit. Dengan seiringnya waktu. Pada akhirnya gue menegaskan kepada sahabat gue yang lain, meminta pada mereka untuk tak membedakan sikap gue ke dia atau sebaliknya atau juga kepada yang lainnya.

  Kan gak adil aja kalau gue sama dia terasa asing. Sementara yang lain udah kaya saudara sendiri. Seandainya gue bisa ngehapus kenangan itu. Gue pikir gue akan tetap membiarkannya. Karena, jika kenangan itu terhapus gue gak tahu apa yang terjadi sekarang?

  Entah berbeda, atau tak saling kenal. Atau jadi musuh atau banyak lagi kemungkinan yang akan terjadi. Pada akhirnya gue bisa pasrah dan mencoba memperbaiki keadaan. So, menyesal itu gak guna setelah gue pikir-pikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu