Ketika itu waktu sedang senggang, selepas melepas keringat, mengorbit kesana-kemari mencari sebuah kemenangan yang tak kunjung pasti. Dan pada akhirnya, keringat itu membuahkan hasil. Hasil yang sebanding dengan usaha yang cukup giat. Dan di saat senggang itu, aku sejenak terdiam. Melepas karbondioksida dan terus bertukar dengan oksigen, detik demi detik.
"Hello... Kaula Muda." ujar salah satu pembawa acara salah satu radio yang terdengar dari salah satu laptop temanku. Saat itu aku terbangkit dari terdiam. Dan tiba-tiba saja kata-kata kaula muda itu mengganggu diriku. Seolah-olah aku terus dibisiki kata-kata itu. Sungguh laknat memang, kata-kata itu memintanya untuk mengaitkan dengan perihal lain. Ya, ini yang cukup menarik.
Beberapa waktu sebelumnya, di malam yang ramai. Aku dan beberapa orang hebat berdiskusi renyah, dengan sajian ala kadarnya dariku. Kami tenggelam dalam berbagai opini, fakta, dan cerita pengalaman yang tak kalah menariknya.
Perbincangan yang terjadi sebenarnya tak terlalu penting, tapi tak cukup hebat untuk diabaikan. Saat itu salah seorang dari kami bilang. "Kalian tahu perbedaan bangsa ini dengan bangsa maju diluar sana?" pertanyaan itu seolah mengundang seribu tanya dalam sel-sel otakku. Menstimulus bekerja lebih giat, pada akhirnya aku mendapati buku hampa dalam otakku. Aku tak tahu menahu akan perbedaan yang ia tuju.
"Apresiasi." saat itu aku tenggelam. Beberapa hari setelah diskusi itu, aku menjadi seorang panitia di sebuah acara. Di sana, aku mencoba lagi hal baru. Aku menikmatinya, tapi aku bukanlah apa-apa. Tak terlalu hebat performaku saat itu, dan sebenarnya sebuah apresiasi sedikit menarik. Setidaknya atas usaha itu.
Tentu saja, apresiasi itu melayang. Walau lebih terlihat, banyak hal yang harus diperbaiki. Malam itu menjadi sedikit bahan renunganku, bahwa waktu memang begitu implikasi terhadap semua hal. Tak jauh seperti pengalaman, butuh waktu untuk membuatnya menjadi hebat.
Keesokannya, setelah aku mencari kemenangan dan mendengar pembawa acara radio berkata "Kaula Muda." Saat itu juga aku merasa, semua ini berhubungan. Ya, apa yang membedakan kebiasaan masyarakat kita dengan negara lain? Ya! Bentuk apresiasi.
Jika kalian percaya tentang sugesti, apresiasi merupakan sebuah bentuk sugesti berkonotasi positif yang luar biasa menarik. Jika ditilik, memang benar, di negara kita yang hebat ini banyak hal-hal menarik yang dilakukan. Tapi, terkadang entah kita terlalu sibuk atau apa, kita memilih tak peduli. Sekalinya peduli, bahkan kita sering kali menyela daripada memuji.
Banyak anak muda melakukan hal hebat, tapi mereka lebih sering dicecar, dikritik habis-habisan, dan banyak lagi bentuk yang membuat para pemuda kita enggan berinovasi atau berkreasi. Berbanding terbalik di negara-negara hebat di luar sana.
Di negara hebat sana, bentuk apresiasi adalah sebuah tradisi. Bentuk apresiasi bisa berupa apa aja, dan dampaknya memang luar biasa. Seolah menstimulun perasaan serta otak menjadi begitu gembira dan dihargai.
Hidup ini memang menarik, satu kata bisa membuat bahagia atau sedih. Apresiasi kaula muda, para pemuda butuh apresiasi untuk lebih percaya diri akan apa yang dilakukan dirinya. Apresiasi tak perlu ditunjukkan secara langsung, setidaknya jangan terlalu membuatnya merasa berdosa akan kreatifitas yang mereka lakukan.
Halo kaula muda, jangan takut berkarya. Ini hidup bukan remah-remah roti, kita adalah susu yang berada di tengah-tengah roti. Membuat roti menjadi begitu nikmat, manis, dan bermanfaat. Seolah roti tersebut bak dunia yang akan menjadi berwarna dengan adanya karya-karya kita. Kuharap ini apresiasi untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu