Terkadang aku ingin berhenti berharap. Saat melihat yang diharapkan merangkak menjauh dan mungkin saja berlari kencang tanpa sepengetahuanku. Terkadang aku ingin berhenti berharap, saat tak punya lagi dalih untuk menahan rasa malu ini.
Jutaan kata, jutaan cerita. Semua berkata tentang mimpi. Tentang harapan. Sayangnya aku terlalu percaya. Aku terus mengutarakannya. Terus bermimpi dan berandai-andai. Dan aku terus melakukan itu tak peduli itu hanya sebatas isapan jempol.
Sempat aku tertegor, saat bilang butuh langkah nyata untuk semua itu. Hem, terkadang aku berusaha mencoba tapi nyatanya aku gagal. Dan satu hal yang sulit dihilangkan adalah menahannya, menahan rasa malu akan kekalahanku itu.
Walau jutaan film memotivasi, jutaan musik mengiringi. Tetap rasa piluh selalu hadir dalam kegagalan yang memeras jiwa dan otak. Terkadang aku berpikir dunia telah berakhir, saat semua menjadi berantakan dan lebih parah lagi.
Terkadang aku ingin berhenti berharap. Saat melihat orang lain yang tak perlu berharap mendapatkan sesuatu yang aku harapkan. Dan aku yang begitu mengharapkannya seolah dicampakkan begitu saja.
Kecewa? Memang begitu adanya. Terkadang aku ingin berhenti berharap. Tapi, nyatanya ku tak bisa. Setelah itu aku berpikir. Jika aku berhenti berharap, lalu apa yang akan ku tuju dalam dunia yang fana dan begitu menyumpakkan ini.
Sejauh apapun harapanku berlari meninggalkanku. Kehidupan ini sudah dirancang seepic mungkin. Melebih film-film hollywood yang membuatku terkagum-kagum. Aku percaya itu, dan kini aku sedang berharap. Setelah catatan ini, aku tak pernah berpikir lagi bahwa harapan itu pasti tiba. Di waktu yang telah disediakan. Di kebahagiaan yang membanggakan.
Ah, sudahlah. Sepertinya aku butuh istirahat setelah pelik-pelik yang semakin bertambah dan begitu mengusik jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu