Rabu, 18 April 2018

Aku Terjaga

Pagi ini aku masih terjaga dari bangkitnya subuh tadi. Setelah beberapa hari ini dengan nikmat tertidur setelah subuh, kali ini sungguh berbeda. Aku terjaga dan melanjutkan ceritaku sebelumnya, aku masih membayangkan bagaimana sebuah humanis dalam waktu 3 menit dapat menyentuh kalian.

Aku masih terjaga, segelas susu tidaklah cukup. Tapi, sudah cukup untuk membuat perutku sakit pagi ini. Selalu, walau aku tahu pasti begini akhirnya kenapa terus aku lakukan? Lalu ketika aku berpikir layaknya maksiat, jika aku tahu akhirnya begitu kenapa terus aku lakukan? Dan beratnya kehidupan semakin terasa, jika mengingat maksiat itu pernah ada. Lantas terpintas aku berpikir, mungkin dosa yang membuatku merasa sulit akan suatu hal.

Lalu aku masih terjaga, dan menyelesaikan curhatan pagi ini, rasanya bekerja benar-benar tidak bisa disisihkan sedikit waktu untuk bercerita dijemari tuts keyboard ini. Sungguh menyita, pagi ini, aku terjaga, dan aku harus menyelesaikan naskah itu. Setidaknya, kita semua bisa memulainya nanti dengan segera. Insya Allah.

Aku masih terjaga, namun mataku sudah merana. Tapi, aku harus terus berkalana, didalam kepalaku sudah terpancar cerita itu. Tapi... Masih tapi... Mataku semakin tak terlihat... Aku mengantuk...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu