Mungkin bisa dibilang aku atau kami ini pengecut?
Aku masih ingat dan mungkin baru sadar saat Ahmad bercerita ketika menemaniku untuk menjemur di suatu malam. Saat itu Ahmad bercerita ia ingin pindah sekolah, karena teman-temannya jahat kepadanya. Bisa disimpulkan Ahmad sering dibully. Mungkin sisi lainnya Ahmad merasa jauh dari rumah, merasa kesepian, namun jika dihubungkan ke teman-temannya yang jahat itu Ahmad merasa tidak aman, Ahmad merasa tidak punya tempat untuk pulang atau berlindung.
Itu asumsi singkatku. Tapi satu hal yang penting saat itu, Ahmad ingin pindah sekolah. Jika Ahmad berantem sama temannya di komplek rumah pasti Ahmad selalu balik dan meninggalkan teman-temannya itu. Walau ujungnya ketika disambangi tetap main lagi sama mereka yang berantem dengan Ahmad.
Perihal Ahmad ingin pindah sekolah dan selalu pulang jika berantem rasanya terlihat pengecut sekali. Saat Ahmad cerita soal ingin pindah sekolah aku bilang kalau harus kuat dan blablabla... Tapi aku lupa berkaca pada diri sendiri.
Sudah berapa kali aku memiliki masalah dan merasa tidak menemukan jalan keluar lantas aku pergi? Walau aku tidak serta merta pergi, tapi seolah itu seperti lari dari permasalahan. Pengecut sekali bukan? Harusnya saat itu aku bilang kepada diriku sendiri kalau aku harus kuat, aku bisa menghadapinya, aku bisa menyelesaikan semua masalah, dan blablabla lainnya.
Aku tidak tahu, apakah kita memang pengecut atau kita memang bertipikal seperti itu? Memang malas sekali sebenarnya menghadapi hal-hal begitu...
Lalu terpikir, seberapa penting sih kehadiran aku atau kita? Jika tidak terlalu penting dan hanya menjadi sebuah masalah saja bukankah lebih baik pergi? Hmm, apa itu sebenarnya tidak menyelesaikan?
Baiklah, mari kita diskusi sejenak di tengah teh yang masih mengepul. Setelah itu, jika memang kehadiranku tidak terlalu penting, lebih baik aku pergi bukan? Dari pada kemungkinan permasalahan itu datang lagi?
Tapi, tunggu, sampai kapan aku akan terus pergi? Ah tidak mungkin aku tidak menjumpai sebuah masalah, well, penting tidak penting kehadiranku mungkin harusnya tidak kupedulikan kali ya.
Karena ketika ku berada di titik itu--semua masalah itu--rasanya aku ingin tidak peduli saja dengan semuanya. Karena saat itu aku merasa diriku membosankan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu