Sabtu, 25 Mei 2019

Kata-Kata tak Bertujuan

Kata-kata tak bertuan
Kata-kata tak bertujuan

Salah satu paling menakutkan adalah kata-kata tak bertujuan. Terkadang bingung, apakah itu untuk kita atau tidak? Apakah kita seperti apa yang kata-kata tak bertuju itu bilang atau tidak? Kata-kata tak bertujuan sungguh meresahkan.

Bukan tak ada tujuan ku berkata seperti ini. Banyak sekali dari kata-kata tak bertujuan terbesit keraguan dan ketakutan. Terkadang dalam hati bertanya-tanya. Ini untukku? Ini aku seperti itu? Aku harus bagaimana? Sepertinya sedang ada yang salah.

Itu pun berkaitan dengan postinganku sebelum ini. Atau mungkin beberapa postingan yang serupa tapi beda cerita. Mungkin sebenarnya ingin dituju, tapi tak mampu tertuju. Atau mungkin juga hanya luapan emosi belaka, tapi apa daya, tak ada tempat untuk bercerita. Di sinilah aku berkata-kata.

Bukan tanpa sebab, walau mungkin juga memang tidak menyelesaikan apa-apa. Kata-kata yang terbesit di kepala lantas aku tuangkan dalam cerita, atau potongan kalimat, atau banyak lagi yang membuatku sedikit tenang. Percayalah, aku terkadang kesulitan menyimpan semua pikiran itu di kepala.

Namun, sepertinya aku harus belajar dari postingan sebelum ini. Mungkin itu adalah kata-kata yang cukup sensitif. Percaya atau keyakinan adalah pondisi dari banyak hal, bahkan segala hal. Termasuk pondasi utama dalam beragama. Sehingga kata-kata tak bertujuan itu meresahkan banyak pembaca, mungkin kamu termasuk juga.

Maka dari itu aku meminta maaf sebesar-besarnya atas kata-kata yang tak bertujuan itu. Walau kupikir itu hanya lintasan kepala, atau mungkin sebenarnya kumpulan dari beberapa masalah belakangan ini, atau banyak lagi yang tak sanggup aku bendung.

Tapi, apa daya, daripada merugikan atau membuat masalah yang tak perlu. Izinkan aku meminta maaf dan menarik kata-kata soal percaya itu. Aku hanya sedang tak percaya diri, aku tahu kepercayaan itu naik turun. Tidak selamanya kita bisa percaya banget, tak selamanya kita tidak selalu percaya. Mungkin aku harus menyelesaikannya sendiri.

Terima kasih yang sudah mau membaca blog ini selama ini, aku senang bisa berbagi di sini, entah kisah bahagia atau sedih. Entah itu bermanfaat atau tidak. Terkadang aku berusaha tidak peduli apa esensi apa yang menarik, karena saat aku berusaha, aku merasa untuk itu, rasanya aku terlalu tidak menjadi diri sendiri.

Sekali lagi, di sini, aku hanya ingin menjadi diriku sendiri. Walau tak semua bisa aku ceritai. Semoga kita terus bisa menjadi lebih baik ke depannya.

Ah tentu saja, aku akan berhenti membuat kata-kata tak bertujuan yang merasahkan. Kita semua past ingin sesuatu kejelasan bukan? Terima kasih atas pelajarannya kali ini, teman-teman.

Cheers. :D
Selamat berjuang di sepuluh malam terakhir Ramadhan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu