Terkadang waktu kosong, merasa keinget kenangan 4 tahun kuliah, 4 tahun seru-seruan, dan sekarang ya beginilah kerja. Patut disyukuri memang, tapi ya begini dan begitu saja tidak se"wah" kuliah dan setidaknormal kuliah.
Jauh, sebelum lulus, bahkan sebelum masuk kuliah, aku pernah bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apa aja sih yang ingin aku capai selama kuliah? Aku buatlah 10 keinginan atau mimpiku di kertas lalu aku lipat kecil dan masukin ke dompet, walau dibukanya jarang-jarang, di sana salah satunya aku ingin merasakan pergi keluar negeri tanpa keluar uang sepersenpun. Ya, pas pertama mikir dan nulis itu kayak mustahil, ya tapi namanya juga mimpi, bebas saja di benakku.
Selain itu, ketika aku masuk kuliah, aku melihat ke belakang, aku memiliki teman yang prestasi dan juaranya banyak sekali, piala seolah numpuk di rumahnya, dan jika aku berkaca pada diriku sendiri, hmm, rasanya aku belom pernah memenangkan apapun hingga aku tiba kuliah sekarang, dari situ seolah aku jadi kepikiran, ah kayaknya pengen deh banggain orang tua dengan bawa piala atau semacamnya.
Tak pernah terpikir, bahwa aku yang bermimpi dan berpikir aneh-aneh itu bakal melalui kuliah yang begitu menyenangkan dari organisasi hingga perlombaan. Aku yang modal kemampuan horizontal, alias, nggak jago-jago banget selain bisa semua tapi biasa aja, akhirnya jadi tim support beberapa tim lomba, aku yang sangat ambisius akhirnya membuahkan hasil.
Pertama kali, di UI, juara 2, aneh sih, saat itu juara 1 dan 3 dari UGM, juara 2 seolah mimpi pertama yang terwujud, karena sejatinya itu lomba pertama dan nggak yakin kalau langsung menang, karena aku mikir ini hanya untuk menghabiskan jatah gagal saja.
Setelah itu, aku juga merasakan mimpiku terwujud, dapet juara salah satunya, dan satunya lagi masuk berita kampus.
http://soc.telkomuniversity.ac.id/read/95/tim-heaven-sundaes-alliance-berhasil-meraih-juara-2-ajang-game-and-apps-competition-islamict-fair-2015
Dari situ, masih belom kepikiran kalau bakal sejauh ini, terus-terus lomba, dari yang finalnya gagal karena salah tema, hingga juara 3 terus-terusan, sampai menjelang sidang bertanya-tanya, kok gak pernah juara 1?
Setelah sidang berakhir, alhamdulillah, mimpi yang aku tulis menjadi kenyataan, akhirnya bisa bertarung di Malaysia dengan gratis keseluruhan rame-rame bareng temen-temen, dan rasanya kayak kado spesial saat aku ulang tahun dan setelah sidang. Rasanya hidup komplit sekali waktu itu.
Ketika di Malaysia, sebenarnya udah nggak terlalu berharap juara, karena bisa jalan-jalan gratis-tis-tis ini saja sudah sangat bersyukur dan lebih dari cukup. Namun, Allah seolah memberikan kado manis, tanpa disangka, akhirnya dapet juara 1. Dan semua itu terjadi dipenghujung kuliah.
Ah, rasanya tidak ada penasaran lagi di kepala. Tapi, setelah kuliah seolah kehilangan semua ambisi, walau bersyukur karena cerita dikampus selalu menarik dan selalu saja kebayang-bayang. Dari suara detak jam yang teringat tahun pertama di kosan, sendirian, tidak ada kipas angin, yang terdengar hanya suara detak jam.
Dari riung senyapnya di Masjid Syamsul Ulum, melihat para penggiat dakwah meriung bercerita. Nikmatnya danau galau kalau jogging sore hari, serunya lab kalau main dota dari malam sampai pagi, kalau nobar film sambil makan, atau jalan-jalan ke sekeliling bandung menikmati alam yang telah Allah ciptakan.
Kangen juga kalau mati lampu di kosan, ngumpul main gitar nyanyi bareng sambil HQ time, camping ala-ala, main basket didukung sejurusan, main futsal ramean dengan tim seadanya di kelas terus sampai magrib, terus bikin goal, terus aku nyanyi burung hantu, tapi semua diam, aneh tapi rasanya nikmat.
Ketika di kelas ngobrol, tidur, nyontek, pura-pura ngerti. Belajar giat h-1 ujian, jadi memang nilai didapat dari belajar semalam saja rasanya... :'D Ngerjain Tugas Pendahuluan Praktikum setiap weekend yang selalu dikeluhkan dan rame-rame ngumpulin, nggak jarang cuman ubah variabel, terus manjat-manjat ngumpulinnya karena ditutup. Disini, ujian seorang teman sejati diuji, mau ngasih jawaban TP atau nggak ke temen lainnya, sampai akhirnya ketahuan deh aku cuman ubah variabel dan satu modul praktikum 0. Haha
Jalan-jalan sama anak kosan, sama berenam, sama ana lab, sama anak aksara, berendem, ke gunung, ke pantai, ke air terjun, ngebut disepanjang jalan lembang-subang yang rasanya mau mati, lihat bukit bintang yang remnya blong yang udah mikir aneh-aneh aja pas itu, ke pantai yang 12 jam sendiri, sampai sana nginep di deket pantai seadanya terus nemu tempat tambang yang kayak markas penjahat. Pergi ke boscha yang rasanya sepi tapi tenang, makan kuliner bandung, makrab kelas, makrab aksara, makrab angkatan. Ke Ciwidey dingin-dingin marahin adek-adek kelas, maaf ya dek...
Tidur di Sekre berhari-hari, tidur di lab berhari-hari, tidur di kosan temen, tidur di kamar temen. Sahur masak di lab, buka berburu di MSU. Selalu rame, rasanya keramean itu seperti bagian dari keharusan.
Terlebih dengan orang-orang yang sudah dianggap spesial, willy temen basket yang suka namanya kebolak-balik sama aku, yono yazid berto keju temen dota yang sampe pagi kerjaannya mmr-an terus, dan para cewek-cewek yang suka ngingetin dan mau dititipin kalau lagi beli makan diluar. Bahkan cewek-cewek yang suka meracuni dengan koreanya, dan dance koreanya sampe-sampe aku sedikit bisa dance korea :'D
Rasa dimana dari kos habis mandi buru-buru mau balik ke lab, makan di kantin ramean, upgrading, pelantikan, ah banyak sekali ya kenangan itu. Ah rasanya nggak habis pikir kalau semua sudah berlalu begitu saja.
Mungkin video itu penutup perjalanan panjang selama kuliah di Bandung, dalam sebuah perjalanan memang selalu ada yang ditinggal. Kenangan, entah manis atau buruk. Itu selalu ada dan selalu dirindukan--bagi yang manis.
Untuk semua temen kuliah yang pernah direpotin, aku minta maaf sebesar-besarnya, dan aku rindu kaliaaaaaan. hiks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu