Sabtu, 25 Agustus 2018

Detik ke Detik

Bahagia itu amat terasa
Saat kamu bangkit dari kesedihan paling mendalam
Memiliki itu amat terasa
Saat kamu bangkit dari kehilangan

Bahagia itu akan berlalu
Sedih pun begitu
Memiliki juga tak beda jauh
Apalagi kehilangan

Apa yang kamu takutkan?
Sepersekian detik semua itu akan berbalik
180 derajat
Tidak ada yang pernah tahu

Saat kamu tertawa detik itu,
detik berikutnya kamu menangis tak karuan
Saat kamu ditemani banyak orang detik itu,
detik berikutnya kamu sendirian tak ada yang peduli

Bukannya hidup ini begitu kejam
Tapi, hidup ini sebuah perjalanan,
Seperti pepatah bilang
Bagai roda, kadang di atas dan kadang di bawah

Kamu tak akan tahu rasanya senang
Jika belum merasakannya kesedihan
Tak tahu mudahnya kehidupan
Jika belum merasakannya fakir keilmuan

Dan hidup ini tentang perjuangan
Perjuangan pada perjalanan
Perjalanan yang singkat dan tak akan terulang
Sabar sedikit, waktu akan berputar

Dan semoga semua menjadi lebih baik.

***

Malam itu, aku bercanda dengan Ahmad seperti kakak adik sungguhan, Ahmad yang menyenangkan, dan aku yang mendengarkan. Ahmad tidak mau balik ke pondok katanya, di pondok makanannya tidak enak, Ahmad sering kali memaksakan makanannya lalu setelah itu muntahkan semuanya.

Ahmad capek rasanya hafalan, apakah masa kecil sebegitu kejamnya, Mas? Tapi Ahmad tidak bertanya seperti itu, yang kuingin Ahmad perlu tahu, kelelahan masa kecilmu itu akan mempermudah masa tuamu.

Kumengalaminya sendiri, ketika aku mencoba menghafal surat pendek dari 0, rasanya amat berat, selintas hafalan waktu kecil hanya beberapa saja yang membantu, dan sudah usia begini berat sekali, godaan banyak, hafalan gak kuat-kuat, dan Ahmad setelah melewati rasa lelah menghafal itu akan menikmati buah yang dia tanamnya, kenikmatan di masa tua yang semoga menjadi berkah untuk kehidupannya.

Hari ini Ahmad pulang, walau dia bilang tak mau kembali ke pondok, tapi setelah di pondok pasti dia lupa segalanya. Tentu saja ketika bertemu teman-temannya. Sekarang kamu merasa dahaga, nanti kamu akan merasakan kenyang, Mad. Bersabarlah, hingga perputaran itu tiba.

Seperti yang Mas Salingga bilang. "Bersabarlah ketika fajar mulai ingin tiba, dan kamu kritis di pekatnya malam itu. Semua akan berbalik keadaannya, saat mentari tiba. Dan semua itu terjadi hanya berbicara sepersekian detik" Oke, aku sedikit merubahnya, eh banyak merubah kata-katanya deng. Hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu