Rasanya kurang klimaks, saat akad dari pria terucap tidak ada kata "Sah" Atau suara "Alhamdulillah" yang begitu keras. Tidak ada... Hingga akhirnya doa-doa tiba.
Tapi tak sedikit juga teman-temanku yang cowok dengan getol menyaksikan akad itu, lalu kuledeki mereka. "Lagi mengamati sebagai contoh buat nanti ya?" aku tertawa dan merasa tersindir juga...
Melihat sahabat sendiri menikah di depan mata tuh, ah haru dan iri rasanya. Akhirnya kegelisahan-kegelisahaan tergugurkan ya, Nan? Dulu sempet aku mengancam Hannan dengan bilang, "Kalau nggak nikah tahun ini, aku gak akan datang." Eh ternyata dia beneran nikah tahun ini, walau dikasih tahu paling terakhir, walau sempet terkejut ternyata eh ternyata, tapi rasanya melihat temen memasuki era baru membuat diriku banyak berpikir.
Selama pernikahan berlangsung, tak sedikit aku berjumpa dengan teman-teman kuliah hingga adik-adik kelas di lab Multimedia. Rasanya waktu bergulir cepat ya, yang kemaren baru masuk sekarang lagi berjuang skripsi, yang kemaren masih begajulan bareng, sekarang baru kelar sidang, dan kemaren yang dota-an dan main bareng sekarang sudah ada yang menikah.
Selama pernikahan itu pula tak sedikit adik-adik kelasku dan beberapa teman dengan entengnya tersenyum lantas berkata.
"Jadi kak Hilmy kapan?
"Kak Hilmy kapan nyusulnya?"
"Kak, kakak kan udah kerja, jadi kapan?"
"Kak, umur kakak berapa? Oh 23, tuh, apa yang ditunggu lagi?"
"Kak, Kak Hannan aja itu udah, Kakak kapan?"
"Kalau gue kan tinggal nyari kerja, kalau lu kan nyari calonnya dulu, My. Lebih susahkan."
"Kak, ini si Ucup aja hari ini udah mau ketemu calonnya, kakak gimana?" (ucup itu adik kelas, dibawahku 2 tahun)
"Kak itu kak Aswan aja kemaren wisudaan sama calonnya, katanya tahun depan, Kakak?"
Hei, kalian-kalian yang bertanya kenapa nggak nanya lebih banyak ke mereka yang kondangan bawa pasangannya kemaren tuh--ketika nikahan Hannan? Hei-hei... Pffft...
Tapi, dari situ ku tersadar, era baru memang sebentar lagi tiba atau sudah tiba? Terlihat jelas, raut wajah dari teman-temanku setelah acara pernikahan Hannan.
Tidak seperti saat pernikahan Willi dibulan sebelumnya, setelah acara tertawa dan saling melempar canda, jadi siapa selanjutnya? Jadi gimana? Itu acaranya habis berapa ya? Tidak, tidak ada omongan riang itu semua sekelar pernikahan Hannan.
Terlihat raut wajah yang serius dengan pandangan kosong, semua sedang sibuk, memikirkan garis takdir mereka masing-masing hingga tiba di masa Hannan sekarang ini untuk memulai era baru dengan pasangan mereka masing-masing. Ku bisa melihat dari raut mereka, mereka sangat serius, sampai aku candai jadi siapa berikutnya? Tak terlihat sedikit pun senyuman.
Aku yang kelewatan suka bercanda atau memang sekarang udah saatnya untuk lebih serius dalam menghadapi kehidupan? Era baru ya...
Beberapa temanku, terlebih yang bareng-bareng ke tempat Hannan rata-rata sudah memiliki pasangan masing-masing, dan entah apa yang mereka tunggu atau masalah apa, tapi ini benar-benar menjadi serius.
Ternyata kita sudah pada tua ya, membayangkan Hannan menjadi seorang istri aja seperti yang kayak, ah gak nyangka Hannan udah jadi istri orang ya... Tak hanya diriku, teman-temanku juga begitu, kita semua tak nyangka, waktu begitu cepat ya...
Sepulang dari pernikahan Hannan, Abi ngeledek, "Wah habis ke nikahan, jadi kepengen dong ya?" Aku tertawa dan membalasnya dengan gurauan. Tapi entah kenapa pikiranku semakin males memikirkannya, rasanya benar-benar masih jauh bagiku, pada masalahku ini.
Dan untuk seperti apa dan siapa dan bagaimana dan mengapa dan kenapa menikah juga masih belom benar-benar serius terpikir dikepalaku, terkadang kebayang, jika ditanya visi pernikahan, aku harus jawab apa? Aku melepas termenungku dan grup line semakin sepi sekarang, semua sudah mulai hilang satu persatu, ada yang pulang ke rumah, ada yang menikah.
Sepulang dari kosan Noor, entah kenapa kita berbicara pelan lantas saling termenung. Tidak ingin pulang rasanya, entah kenapa seperti semuanya bakalan berpisah benar-benar berpisah. Rasanya sudah tak sama lagi seperti sebelumnya. Ada yang hilang. Teman-teman dengan kondisi dan perjuangannya masing-masing. Semua sudah saatnya, ya?
Hidup dengan keluarga kecil masing-masing.
Hadiah foto di pernikahan Hannan. Lihat aja yang warna bajunya sama banget, itu janjian mereka huuu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu