Rahasia kecil dari Pak Tua, "Bicara perasaan, sembilan dari sepuluh kecemasan muasalanya hanyalah imajinasi kita. Dibuat-buat sendiri, dibesar-besarkan sendiri. Nyatanya seperti itu? Boleh jadi tidak. "
*
Bicara teori. Banyak sekali teori-teori yang kudapati, atau bahkan lebih dari itu, pengalaman orang yang benar-benar baru terlewati atau lazim orang-orang rasai.
Saat mengetahui semua teori itu, aku mengangguk takzim. Paham betul bagaimana semua teori itu terjadi dan bagaimana penyelesaiannya. Lalu, tibalah aku di masa-masa itu. Semua berantakan, sungguh, aku selalu tidak yakin jika bicara. "Aku bisa menerima semuanya." karena aku pikir, saat bicara itu aku dalam kondisi terbaik. Bagaimana jika aku sedang kalut atau mengacau, apa aku bisa berkata dengan yakin "Aku bisa menerima semuanya."
Kondisi, bisa mengacaukan teori dengan segala hasilnya. Salah satunya adalah kondisi perasaan. Sungguh, rahasia kecil dari Pak Tua itu nyata sekali. Berapa kali aku hadapi? Tak terhitung mungkin. Sedihnya, aku tahu masa itu, aku tahu harus bagaimana tapi nyatanya aku tidak melakukannya.
Kalah, kalah dengan imajinasi-imajinasi yang belum tentu nyatanya. Kalah akan kondisi yang menyelimuti dan membuat diriku lupa dengan teori dan segala penyelesaiannya.
Apakah itu bisa disebut tidak bisa memegang omongannya?
Sungguh, memegang janji itu sangat berat. Saat berkata terasa itu mudah sekali, saat mengalami? Hanya pertolongan dari Allah yang dapat memudahkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu