Senin sampai jumat seperti nereka
Aku kamu saling menyimpan
Luka? duka?
Entah mereka sebut apa
Apa orang-orang terdahulu merasakan yang sama?
Apa orang-orang terdahulu semenderita ini?
Zaman sudah semakin memudahkan
Begitu pun luka dan duka
Mudah ada
Mudah tiada
Semua seperti serba instan
Mungkin ada yang sudah dirancang
Atau yang terpaksa
Atau tidak disengaja
Apa sebenarnya semua ini karena ulah sendiri?
Menggenggam terlalu erat
Hingga jemari mulai tak kasat
Akan apa yang digenggam
Ambisi-ambisi yang meluap
Menjadi obsesi sulit dimengerti
Logika dan hati tidak berpadu lagi
Apa ini hal-hal yang disebut buta?
Mungkin malam-malam terus membersamai
Dengan gelisah dan prasangka
Berjalan di tepian jalan
Menunggu langit-langit memberi jawaban
Setidaknya bisikan
Walau yang ada hanya angin berlalu-lalang
Orang-orang terpampang
Amat banyak
Bertanya-tanya akan diri ini
Apa semua baik-baik saja?
Namun, tidak ada yang peduli
Senyum yang kubuat mereka tahu
Rasa lelah itu menunjukkan jelas
Pada mata yang telah di anugerahkan kepada mereka
Lantas akhir cerita bertanya-tanya
Sampai kapan?
Sampai kapan senin hingga jumat seperti neraka?
Sampai kapan semua ini?
Maafkan, aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu