Kamis, 20 Juni 2019

Tulisan Tangan Ahmad

Melihat kertas yang dipakai buat bikin sketsa tertulis kata "Mas Hilmy" yang sangat banyak dibuat oleh Ahmad bikin senyum-senyum sendiri. Liburan tahun ini Ahmad berbeda, kulitnya terlihat cerah, wajahnya pun lebih riang, dan semakin ke sini terlihat Hilmy Kecil yang dimana Ahmad suka banget main keluar dan jalan-jalan, suka main berantem-beranteman dan main game tentunya.

Ahmad akhirnya mau menjadi ceria di depan kamera, setelah melihat video kecilnya yang di rekam kakak-kakaknya. Begitulah mad, kakak-kakakmu itu sangat suka sekali kenangan dan mengenang, makanya kamu jangan cembetut mulu ya.

Ahmad sekarang lagi serius mainin rubik 4x4, tapi dia pusing sendiri. Saking pusingnya dia sampai buka youtube untuk cari tahu cara solving rubiknya. Aku sampai sebal, kalau pada ujungnya solving dengan rumus, lalu dimana serunya?

Pas awal-awal pun Ahmad sangat koperatif, kita nonton film bareng di kamar dengan teve bekas mbahbu yang baru dibenerin. Ah, rasanya seperti di bioskop. Walau duduknya susah sekali mencari posisi ternyaman. Tapi tak apalah, ini baru seni.

Ahmad semakin pede nyetir motor, ah aku ingat diriku kelas 4 SD di ajak Pris--teman kecilku--untuk bawa motor honda keluaran tahun 90 yang aku bahkan lupa merk dan tipenya apa. Namun bedanya, Ahmad banyak yang mendukung untuk belajar, setiap kakak dan abi pun ngajarin Ahmad nyetir motor. Dahulu, aku di tentang keras oleh Kakek.

Ahmad yang cuek soal si Sendu Menawan, tapi dia akhirnya mau di cukur botak karena diiming-imingkan pas acara rambutnya udah lebat lagi dan jadi ganteng lagi. Dasar anak kecil, polos sekali.

Ahmad akhirnya berenang, dua kali dia berenang selama liburan. Entah apa yang membuatnya suka berenang, tapi kali ini aku ikutan lagi menemaninya. Tidak hanya menemani, akhirnya Ahmad mau kuajari berenang, perlahan dia bisa tapi malah aku yang nggak sabaran. Sampai aku mikir, kayaknya aku nggak cocok jadi guru. Rasanya pengen cepet bisa mulu kalau ngajarin orang.

Satunya lagi, Ahmad berenang dengan temannya yang di rumah. Senang sekali dari foto yang terambil. Ahmad selalu suka berenang, setiap hari dia merengek berenang. Beruntung dan sudah menjadi skenario Allah abi kerja di sekolah yang punya kolam berenang. Setiap pagi kolam berenangnya sepi, sehingga Ahmad dan lainnya bisa bermain sepuasnya dengan lowong.

"Mad, kalau pulang sendirian ke solo bisa nggak?" Ahmad yang percaya diri bilang bisa aja. Entah apa yang dia bayangkan.

Ahmad lagi giat belajar mencuci, kerjaannya gangguin umi untuk belajar mencuci. Ahmad sudah masuk kelas 4, di pondoknya kalau udah kelas 4 harus mencuci sendiri. Aku cukup salut dengan tekadnya, jika itu aku, mungkin aku udah misuh-misuh masih kelas 4 SD sudah harus nyuci baju sendiri. Kan males banget tauk.

Ahmad pulang tanpa aku. Saat itu aku tidak pulang karena katanya di rumah bakal sepi--semua pada ke rumah mbahbu untuk mengantar Aufa dan Ahmad ke stasiun senen. Aku sedih sih, gemas sekali itu anak sekarang.

Akhirnya mereka benar pulang.
Dan aku sekarang merasa kangen, ketika melihat tulisan "Mas Hilmy" atau "Mas Mimi" yang banyak itu, serta tulisan "Abi Umi" yang tertempel di permukaan pintu kulkas. Sejatinya Ahmad sedikit kesulitan dalam menulis dahulu, tapi sepertinya sekarang sudah cukup pandai walau font-nya aneh-aneh.

Semoga mereka sehat selalu, menjadi pria yang tumbuh dengan Iman, menjadi pejuang agama yang indah ini. Selamat melanjutkan perjuangannya kalian, sungguh kalian sangat jauh lebih hebat dari kakakmu yang kerjaannya bolak-balik cek sosial media mulu huff..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu