Senin, 19 November 2018

Membuat Pembenaran

Bagiku mudah saja untuk menentukan bermain game atau tidak. Bagiku mudah saja untuk bermain olah raga apa atau tidak. Bagiku mudah saja untuk ngumpul bersama atau tidak. Karena bagiku, semua itu punya satu pembenaran--untukku--yaitu berjumpa dan bercerita.

Mungkin orang tuaku mengira aku maniak bermain game, nyatanya aku hanya bermain jika orang-orang bermain dan membicarakannya. Mungkin teman-temanku mengira aku maniak segala jenis olah raga, nyatanya aku hanya ingin melepas keringat, penat, dan berjumpa dengan orang lain--selain pada pertemuan game. Mungkin bagi adik-adikku ngumpul bersama teman-teman adalah buang-buang waktu, bagiku itu adalah perjuangan melepas tawa.

Dari ketiga itu, jika aku membuat pembenaran, itu adalah melupakan sejenak masalah dunia. Ketiga itu membuatku melupakan sejenak masalah-masalah yang sering aku pikirkan. Jika aku membuat pembenaran lainnya, ketiga itu adalah obatku melepas kesepian, kesepian yang dari kecil hingga kini selalu mencekamku, membuatku sesak.

Dari kecil diriku payah sekali berkomunikasi, lebih-lebih dengan keterbatasan pengucapan. Sehingga aku melakukan apapun untuk bisa berbincang dengan yang lain. Semenyedihkan itu? Tidak juga, aku memang suka semua yang kulakukan itu, aku menyukai banyak hal, aku tidak pernah konsisten, dan aku menikmatinya.

Walau terasa hanya pembenaran, tapi aku tidak pernah bosan dengan tiga hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu